Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Budidaya tanaman karnivora mungkin masih asing untuk sebagian masyarakat. Tetapi, seorang warga Tulungagung berhasil membudidayakan tanaman anti mainstream tersebut.
Pria itu adalah Ahmad Khoirul Anwar. Ditemui di kediamannya, warga Desa/Kecamatan Sendang, Tulungagung itu mengatakan mulai melakukan budidaya tanaman karnivora sejak tahun 2018 silam.
Pada saat itu Anwar seringkali gagal, tanaman karnivora miliknya banyak yang mati. Namun, dari kegagalan itu, dia pun menjadi lebih banyak belajar. Hingga saat ini, dia berhasil merawat ratusan tanaman karnivora.
“Sekarang ini saya punya lima jenis tanaman karnivora. Ada kantong semar, venus flaytrap, pinguicula, saracenia, drosera dan utricularia. Jumlahnya sekitar seratus lebih,” kata Anwar kepada Bacaini.id, Minggu, 23 Juli 2022.
Menurut Anwar, hal terpenting untuk membudidayakan tanaman karnivora adalah dengan mengetahui karakteristik setiap jenis tanaman karnivora itu sendiri. Kondisi suhu dan kadar air menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
Jika perawatan yang dilakukan tidak tepat, tanaman karnivora tidak akan bertahan dan cepat mati, bahkan benih tanaman karnivora juga tidak bisa tumbuh lagi.
“Saya tahu karakteristik tanaman karnivora sesuai pengalaman saya sendiri dan juga dari hasil sharing dengan teman sesama pembudidaya,” terangnya.
Anwar memberikan contoh, membudidayakan tanaman kantong semar itu harus mengatahui kondisi geografisnya. Apakah tenaman kantong semar itu berasal dari dataran rendah atau dataran tinggi. Selain itu, tanaman kantong semar tidak perlu disiram atau diberi pupuk.
“Kalau jenis venus flaytrap, harus ditempatkan pada kondisi lembab dan pengap. Untuk pinguicula, saracenia, dan utricularia memiliki kesamaan dalam perawatanya,” sebutnya.
Selain jenisnya, ukuran tanaman karnivora milik Anwar juga beragam, mulai dari ukuran 5cm sampai 27cm. Makanan tanaman karnivora itu adalah serangga. “Butuh waktu sekitar satu minggu bagi tanaman karnivora untuk mencerna makanannya,” sambungnya.
Lebih lanjut, menurut Anwar, di Tulungagung sendiri masih jarang orang yang melakukan budidaya tanaman karnivora. Sedangkan tanaman berukuran kecil ini semakin banyak yang hilang dari hutan habitatnya akibat adanya pembukaan lahan hutan untuk kepentingan komersial
“Itulah salah satu alasan saya membudidayakan tanaman karnivora, agar tanaman ini tidak punah. Nanti kalau sudah terkumpul, akan saya sebarkan tanaman milik saya ini ke hutan, paling tidak di hutan dekat rumah saya ini dulu lah,” tandasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira