Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Bermodal kemampuan berbahasa jawa, pemuda asal Tulungagung bertekad membangkitkan Budaya Jawa Suriname, melalui radio. Aksinya menuai apresiasi, karena etnis Jawa di Suriname sudah sangat rindu dengan budaya dan bahasa leluhur.
Tekad pemuda bernama Rahmad Setyo Jadmiko untuk membumikan budaya Jawa di Suriname telah dimulai sejak November 2022 lalu. Waktu itu dia mendapatkan tawaran sebagai Co Host Radio Surjavibes Suriname.
“Awalnya orientasi saya hanya untuk bisa mendapatkan uang tambahan. Tetapi setelah mengetahui kondisi entis Jawa Suriname, saya menjadi terketuk. Karena saat ini banyak masyarakat etnis Jawa Suriname merindukan budaya leluhurnya,” kata Jadmiko memulai ceritanya kepada Bacaini.id, Selasa, 14 Februari 2023.
Pria lulusan Pendidikan dan Sastra Jawa, Unesa itu menjelaskan, setelah beberapa kali mengisi acara budaya Jawa di Radio Suriname, dia merasa bahwa masyarakat etnis Jawa Suriname ternyata memberikan respon positif. Hal itu karena mereka sudah lama tidak mendegar bahasa leluhurnya.
“Saya mengisi konten budaya Jawa. Mulai dari bahasa, cerita rakyat, cerita wayang hingga petuah luhur masyarakat Jawa. Hal ini membuat mereka kembali bernostalgia dengan peninggalan leluhurnya,” jelasnya.
Pria yang kini menjadi dosen di Universitas Bhineka PGRI Tulungagung itu mengungkapkan, bahwa dia melakukan siaran sesuai dengan jam kerja di Suriname, atau biasanya dia melakukan siaran pada dini hari dalam waktu Indonesia.
“Sekali siaran saya diberikan waktu sekitar 60 menit, untuk menyampaikan berbagai budaya Jawa,” ungkapnya.
Proses siaran yang dia lakukan juga terbilang sederhana, hanya berbekal ponsel yang sudah tersambung ke Suriname. Dalam waktu satu bulan, biasanya dia memiliki kesempatan empat kali melakukan siaran.
“Ketika siaran saya menggunakan bahasa Jawa baku atau ngoko. Dan terkadang saya juga menyisipi bahasa Inggris karena ada beberapa bahasa Jawa yang tidak dimengerti oleh mereka,” terang pria 35 tahun itu.
Melihat fakta di Suriname, Jadmiko merasa sedih. Pasalnya, mereka sudah banyak lupa dengan leluhurnya. Fakta ini sebenarnya bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat Jawa di Indonesia. Jangan sampai melupakan leluhurmu.
“Oleh karena itu saya harus bisa menguasai bahasa Inggris, agar bisa menyebarkan bahasa Jawa. Selain itu, jangan sampai pernah melupakan budaya Jawa,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira