SURABAYA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah merencanakan anggaran sebesar Rp 11,868 triliun untuk membiayai sektor pendidikan. Hal itu tercatat dalam RAPBD Pemprof Jatim Tahun 2021.
Menurut Khofifah anggaran tersebut setara 51,74 persen, dan akan digunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Jawa Timur. Didalamnya termasuk peningkatan kesejahteraan para guru dan tenaga kependidikan, khususnya untuk 20 ribu lebih Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) serta pengembangan kompetensi guru sesuai dengan tuntutan jaman.
“Oleh karena itu, saya mohon dengan hormat kepada seluruh guru di seluruh penjuru Jawa Timur, untuk berseiring, menata niat, membulatkan tekat dan membangun semangat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Timur. Karena masa depan Jawa Timur berada ditangan anak didik kita. Selamat Hari Guru Nasional 2020, Bangkitkan Semangat Mewujudkan Merdeka Belajar,” jelas Khofifah, Selasa, 24 Nopember 2020.
Dia juga mengatakan, melalui misi Jatim Cerdas yang merupakan bagian dari Nawa Bhakti Satya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembangunan pendidikan ini.
Di tempat yang sama, Khofifah menyebut ada beberpa pekerjaan rumah yang besar bagi dunia pendidikan di Jawa Timur. Diantaranya adalah percepatan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur, yang sampai saat ini masih di rangking 15 Nasional dengan nilai 71,50. Kemudian masih tingginya disparitas (kesenjangan) kualitas pendidikan antar daerah dan antar lembaga, terutama dalam hal pemenuhan standar-standar pendidikan yang telah ditetapkan secara nasional.
“Kondisi ini akan sangat mempengaruhi kualitas lulusan dari masing-masing daerah atau lembaga,” kata Khofifah.
Selain itu, juga adanya masalah belum optimalnya kualitas, kuantitas dan sebaran tenaga pendidik atau guru, serta belum optimalnya angka partisipasi pendidikan khusus dan layanan khusus untuk anak penyandang disabilitas dan masih rendahnya angka siswa melanjutkan ke perguruan tinggi. Baru sekitar 32,3 % untuk lulusan SMA, dan 20 % untuk SMK yng melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Penulis: Yovinus
Editor: Karebet