Penolakan atas pembelajaran lima hari juga disampaikan Gus Gunawan, guru ngaji di TPQ NU Alamin, Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri. Ustad yang akrab disapa Gus Gun ini juga menyesalkan penerapan kebijakan tersebut tanpa berkomunikasi dengan pendidik agama di luar sekolah.
“Murid ngaji saya sendiri juga begitu, secara menyeluruh dari SD, SMP, SMA, banyak yang tidak ikut ngaji sore. Kalaupun bisa ikut jadwal ngaji yang habis Maghrib juga sulit, kerena mereka sudah capek pulang sekolah sore,” kata Gus Gun.
Ia berharap pemerintah mengevaluasi kembali kebijakan itu dan mengembalikan pada ketentuan yang lama.
Terkait Program Quran Massive yang dilakukan Pemkot Kediri, Gus Gun menilai itu bukan solusi yang tepat. Selain tak bisa diterapkan kepada anak murid secara menyeluruh, program yang dilaksanakan satu hari tidak akan efektif.
“Itu tidak maksimal. Program itu hanya untuk anak yang sudah bisa baca Quran. Beda dengan TPQ yang mulai dari nol plus sarana pendidikan karakter anak. Sekolah lima hari, tapi Sabtu jadwal Quran Massive, itu malah masalah,” tegasnya.
Penulis: Novira
Editor: Hari Tri W
Comments 3