Bacaini.id, KEDIRI – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengumumkan tiga kader yang layak menjadi calon presiden. Salah satunya kelahiran Kota Kediri.
Hasto mengatakan sampai saat ini partai berlambang kepala banteng itu belum menentukan sosok yang akan menjadi calon presiden 2024. Menurutnya pemilihan calon masih sedang dalam proses.
Namun demikian Hasto menyebut beberapa nama yang memiliki potensi untuk menjadi capres. Mereka adalah Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Tri Rismaharini.
“Ketua DPR dengan pengalaman yang sangat luas, kemudian Bu Risma sebagai Mensos. kemudian Pak Ganjar sebagai Gubernur. Semua unjuk kinerja itu yang harus dilakukan oleh seluruh kader partai dari PDI Perjuangan unjuk kinerja. Siapa yang berkerja dan mengangkat harkat martabat bangsa di situ rakyat akan memberikan apresiasi. Nah itulah yang nanti akan dinilai oleh Ibu Megawati,” tulis akun tersebut mengutip pernyataan Hasto Kristiyanto.
Bagi masyarakat Jawa Timur, nama Tri Rismaharini cukup populer sebagai Wali Kota Surabaya periode 2010 – 2020. Dia adalah wali kota perempuan pertama yang terpilih memimpin Kota Surabaya.
Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan kepemimpinan Bambang Dwi Hartono yang kemudian menjabat sebagai wakilnya. Pasangan Risma-Bambang diusung oleh PDI Perjuangan dan memenangi pilkada Surabaya 2010 dengan perolehan suara mencapai 358.187 suara atau 38,53 persen dari jumlah suara keseluruhan.
Pada pilkada serentak tahun 2015, pasangan Risma kembali mencalonkan diri berpasangan dengan Whisnu Saktu Buana. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini kembali terpilih dengan kemenangan mutlak sebesar 893.087 suara atau 86,34 persen dari jumlah suara keseluruhan.
Karirnya makin moncer saat Kongres UCLG-ASPAC 2018 (Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah se-Asia Pasifik) di Surabaya memilih Tri Rismaharini secara aklamasi sebagai Presiden UCLG-ASPAC, menggantikan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, Won Hee-ryong.
Puncaknya, Presiden Joko Widodo memanggilnya ke istana untuk menjabat Menteri Sosial dalam reshuffle Kabinet Indonesia Maju, menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi bantuan sosial Covid-19.
Kelahiran Kediri
Lahir dari pasangan Mochammad Chuzaini dan Siti Mudjiatun, Tri Rismaharini menghabiskan masa kanak-kanak di Kota Kediri. Anak ketiga dari lima bersaudara ini mengenyam pendidikan sekolah dasar di Kediri, sebelum hijrah ke Surabaya pada tahun 1973.
Risma melanjutkan pendidikan ke SMPN 10 Surabaya, dan melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 5 Surabaya. Lulus tahun 1980, Risma melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Sepuluh November (ITS) dengan jurusan Arsitektur.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di kampus yang sama, sebelum menjadi aparatur di Pemkot Surabaya.
Penulis: Hari Tri Wasono
Tonton video: