Bacaini.id,BLITAR – Pembangunan jembatan senilai Rp 7 miliar lebih di wilayah Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Jawa Timur tidak sesuai target pekerjaan.
Terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) Komisi III DPRD Kabupaten Blitar, pembangunan jembatan Dawuhan baru berjalan 3 persen, yakni masih jauh dari target 32 persen.
“Jika sesuai jadwal seharusnya pembangunan hari ini sudah 32 persen,” ujar Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Blitar Andika Agus Setiawan Selasa (24/10/2023).
Pembangunan jembatan Dawuhan dimulai pada 21 Agustus 2023. Jembatan sepanjang 17 meter dengan lebar 5 meter itu sebelumnya ambrol bersamaan hujan deras. Ambrolnya jembatan mengakibatkan akses warga di tiga dusun, yakni Dusun Midodaren, Kaliandong, Klangkapan, terputus.
Peristiwa ambrolnya jembatan Dawuhan berlangsung pada tahun 2021. Disokong oleh bantuan BNPB senilai Rp 7 miliar atau Rp 7.407.040.000, pembangunan proyek jembatan Dawuhan dimulai. Namun dari target pengerjaan 32 persen, proyek hingga kini baru berjalan 3 persen.
Dalam sidak kontraktor beralasan molornya proyek karena kesulitan mendapatkan alat. Andika mengaku telah memberikan surat peringatan (SP) pertama kepada kontraktor proyek jembatan Dawuhan. Legislatif menjadwalkan evaluasi pada 6 November 2023.
“Pada sidak berikutnya kami menargetkan bobot pembangunan 46 persen,” tegasnya.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) BPBD Kabupaten Blitar Richard Sialo mengatakan molornya pekerjaan juga disebabkan kontur tanah yang keras, sehingga waktu pengeboran menjadi lama. Namun pihaknya telah mengkonfirmasi kontraktor dan menyatakan sepakat pada bulan depan pembangunan mencapai 46 persen.
Terkait kemungkinan kendala musim hujan, yakni mengingat November berpotensi hujan, Richard mengatakan hal itu tidak menjadi masalah. Sebab pembangunan pondasi telah selesai.
“Kalau ditinjau dari keadaan lokasi, pembangunan mengalami keterlambatan karena kontur tanah yang keras, adanya kekurangan alat, jumlah pekerja yang hanya 25 orang serta beberapa besi belum on side. Setelah dilakukan evaluasi, kami menetapkan kesepakatan pada bulan depan pembangunan mencapai 46 persen,” ujar Richard Sialo.
Keterangan senada disampaikan pelaksana pembangunan sekaligus perwakilan kontraktor proyek Eko Supriono. Ia mengatakan tetap optimistis mampu memenuhi target waktu pekerjaan. Eko mengaku selama ini pihaknya terkendala alat sehingga pengerjaan proyek tidak sesuai target.
Penulis: Azis
Editor: Solichan Arif