Bacaini.id, KEDIRI – Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) memiliki sebuah program merajut Indonesia melalui digitalisasi aksara Nusantara. PANDI berinisiatif membuat program digitalisasi Aksara Kawi, termasuk yang ada di Kediri.
Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Kerjasama dan Marketing PANDI, Heru Nugroho menyatakan, banyak ditemukan prasasti yang bertuliskan Aksara Kawi di Kediri. “Jejak Aksara Kawi di prasasti paling banyak ditemukan di Kediri. Maka Kediri layak jadi Ibukota Aksara Nusantara.” kata Heru saat hadir dalam Kongres Aksara Kawi di Hotel Insumo Palace Kediri, Sabtu, 13 November 2021.
Heru mengungkapkan tujuan dari program tersebut tentu saja untuk melestarikan salah satu peninggalan budaya. Terlebih Aksara Kawi merupakan induk dari seluruh aksara yang hadir di Nusantara. Salah satu caranya dengan memanfaatkan digitalisasi.
“Misalnya pesan WhatsApp yang bahasanya bisa diganti bahasa Korea, Arab dan yang lainnya. Saat ini aksara Nusantara hanya digunakan kalau sudah diinstal, harapannya bisa disetting secara otomatis,” ujarnya.
Dikatakannya, proposal pengajuan digitalisasi Aksara Kawi bersama dengan bukti-bukti hasil pelacakan prasasti dan dokumentasi juga sudah dikirim dan diterima oleh Unicode. Saat ini pihaknya masih menunggu proses lanjutan di dalam negeri.
Heru yang sebelumnya menjadi Ketua Tim Kemenpora RI yang sukses menjadikan pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh badan kebudayaan dunia UNESCO itu berharap Aksara Kawi sebagai Aksara Nusantara (Jawa) bisa kembali hidup dengan digitalisasi.
“Kami ingin hidupkan kembali Aksara Kawi, dipahami, diingat, dilestarikan dan semoga bisa dipakai,” imbuhnya.
Kepala Disbudparpora Kota Kediri, Zachri Ahmad mengatakan kegiatan Kongres Aksara Kawi ini pertama kali digelar di Kediri. Acara diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Kediri dan sekitarnya.
Disbudparpora juga mengapresiasi rencana digitalisasi Aksara Kawi tersebut. Menurutnya hal itu bisa membuat generasi muda bisa belajar dan lebih memahami budaya.
“Bisa dikatakan anak-anak sekarang belum tahu apa itu Aksara Kawi. Hal ini lalu dimunculkan dan dibudayakan, sehingga mereka mengetahui seperti apa Aksara Kawi yang menjadi budaya bangsa kita itu dikenal oleh generasi sekarang,” ujarnya.(ADV)