Di lokasi pembuatan senjata, Soekarno dibuat takjub. Ia heran bagaimana pabrik senjata yang lengkap dengan bengkel reparasi itu bisa dalam sekejap berdiri.
Affandi menjelaskan kepada Bung Karno bahwa otak dibalik semua pabrik senjata itu adalah seorang perwira Jepang yang bersimpati kepada kemerdekaan Indonesia.
Yang dimaksud Affandi adalah Arif Tomegoro Yoshizumi. Yoshizumi adalah Kepala Intelijen Kaigun Bukanfu, yakni Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang di Jakarta yang dikepalai Laksaman Muda Maeda.
Yoshizumi seorang pengagum Tan Malaka, di mana nama Arif yang disematkan di depan nama Jepangnya merupakan pemberian Tan Malaka.
Arif Tomegoro Yoshizumi gugur dalam pertempuran gerilya di kawasan Wlingi Blitar 10 Agustus 1948 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya Blitar.
“Dia (Arif Tomegoro Yoshizumi) yang memberi masukan kepada saya dalam perjuangan. Termasuk letak pabrik-pabrik yang tidak dapat dikuasai musuh,” kata Affandi seperti dikutip dari Jejak Intel Jepang, Kisah Pembelotan Tomegoro Yoshizumi.
Penulis: Solichan Arif