Di Pabrik Gula Modjopanggung Tulungagung, para tenaga yang sebagian besar bekas buruh PAL Surabaya juga melakukan reparasi, yakni membuat laras dan handel kayu, termasuk kendaraan.
Bengkel khusus reparasi kendaraan di Tulungagung itu dipimpin oleh Mustajab. Nama yang dimaksud itu konon kemudian yang menjadi Wali Kota Surabaya (1952-1956).
Lokasi produksi senjata angkatan perang republik yang kedua bertempat di wilayah Karangsari Kota Blitar. Peralatan produksi senjata yang ada tergolong cukup lengkap.
Tidak hanya produksi, para tenaga juga berkemampuan mereparasi segala jenis senjata. Mereka juga memiliki keahlian membuat detonator, termasuk seragam untuk Angkatan Laut juga diproduksi di Blitar.
Tempat produksi senjata ketiga berada di wilayah Pare, Kabupaten Kediri. Pabrik senjata yang ada mampu membuat penyemprot atau penyembur api dan granat api.
Pabrik senjata yang berlokasi di Kediri dipimpin oleh Suwardi, yakni seorang ahli torpedo.
Ketiga pabrik senjata di wilayah karesidenan Kediri itu berada di bawah kendali Affandi, pimpinan tertinggi PAL Surabaya. Orang-orang PAL tidak hanya mengurus alat-alat berat, tapi juga mengurus kapal dan peralatannya.
“Untuk mengatur tiga pabrik dan bengkel senjata tersebut, Affandi berkedudukan di Blimbing (Malang)”.
Adanya pabrik senjata di wilayah karesidenan Kediri itu sampai ke telinga Bung Karno. Pada tahun 1947, Soekarno mendatangi pabrik senjata di Modjopanggung Tulungagung.
Soekarno sangat takjub….