Bacaini.id, TRENGGALEK – Momentum Safari Ramadan dimanfaatkan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini bersama Pokja-Pokja PKK untuk berbagi tips mengatasi stunting.
Melalui program Sareng Masak Sama (SMS) Bu Novita, di pelataran Masjid Nurul Hidayah, Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu, Senin, 27 Maret 2023 penggiat perempuan, anak disabilitas dan kelompok rentan itu berbagi kreasi menu simpel untuk atasi stunting.
Ditekankan oleh istri Bupati Trenggalek, pemenuhan gizi pada anak tidak harus mahal. Banyak bahan makanan di sekitar mengandung kecukupan asupan gizi cukup dengan harga yang terjangkau, contohnya ikan. Ternyata dalam ikan mengandung asupan gizi tidak kalah dengan daging.
Dalam ikan sendiri terkandung 18 persen protein yang terdiri dari asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kemudian juga 1-20 persen lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh.
Apalagi Trenggalek merupakan daerah penghasil ikan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidayam. Tentunya tidak salah bila Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek terus mendorong masyarakatnya untuk gemar memakan ikan.
Yang menjadi masalah saat ini bagaimana mendorong anak mau memakan ikan, maka dari itu CEO UPRINTIS Indonesia, yayasan yang bergerak dalam pendampingan UMKM itu menggagas program SMS Bu Novita. Kemudian berbagi menu simpel kreasi ikan yang disukai anak.
Permasalahan gagal tumbuh kembang pada anak menjadi atensi serius Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Bahkan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan menargetkan prevelensi stunting 14 persen pada tahun 2024.
“Sebagai Tim Penggerak PKK kami punya tugas yang sangat besar bagaimana kami bisa menjadi mitra yang kompeten bagi pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk mengentaskan angka stunting dan pernikahan usia anak yang ada di Kabupaten Trenggalek,” ungkap Novita.
“Tolong, sama-sama kita jaga. Saya pesan tiga hal penting anak-anak sebelum usia 19 tahun dan 21 tahun bagi laki-laki. Tolong jangan dinikahkan dulu karena mental dan fisiknya belum siap,” imbuhnya.
Sementara, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, dr. Soenarto, yang ikut hadir dalam kegiatan ini menambahkan, gagal tumbuh kembang atau staunting kronis tidak bisa dianggap biasa saja, itu harus ditangani.
“Banyak anggapan bahwa saat menyusui tidak boleh makan makanan berbau amis, itu kurang tepat. Saat menyusui justru diperlukan nutrisi yang cukup dari makanan makan bergizi. Tidak kalah penting untuk kreatif dalam mengolah ikan agar anak mau makan manakan bergizi,” jelas Soenarto menambahkan.**