Bacaini.ID, NGANJUK – Wilayah Nganjuk Jawa Timur dalam sejarahnya merupakan tanah bebas pajak atau tanah sima, hadiah dari Kerajaan Medang Kamulan atau Mataram kuno.
Mpu Sindok atau Pu Sindok, penguasa Kerajaan Medang mengungkapkan terima kasih itu (hadiah) kepada rakyat Kakatikan Anjukladang yang kelak dikenal sebagai Nganjuk
Seperti yang terungkap dalam prasasti Anjukladang pada 12 Bulan Caitra tahun 859 Caka atau 10 April 937 Masehi.
Rakyat Kakatikan Anjukladang disebut ikut berjasa dalam kecamuk peperangan melawan Kerajaan Sriwijaya yang mencoba berekspansi ke Jawa.
Peristiwa pemberian tanah sima pada 10 April itu dikenal dengan Manusuk Sima Anjukladang dan kemudian diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Nganjuk.
Pada 10 April 2025 ini, Kabupaten Nganjuk diketahui telah memperingati Hari Jadi ke-1088.
“Manusuk Sima ini sebuah proses pemberian desa atau wilayah bebas pajak,” ungkap Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi kepada wartawan Kamis (10/4/2025).
Pemerintah Kabupaten Nganjuk menggelar upacara Manusuk Sima Anjukladang di Kompleks Candi Lor Desa Candirejo Kecamatan Loceret.
Sesuai isi prasasti Anjukladang yang ditemukan di Candi Lor, Pu Sindok pada saat itu memerintahkan membangun sebuah tugu yang diberi nama Jayastambha.
“Hari jadi Nganjuk intinya di sini (Candi Lor),” terang Marhaen.
Perayaan Hari Jadi berlangsung meriah. Pemkab Nganjuk menggelar pertunjukan kolosal yang menggambarkan peristiwa peperangan antara Mataram Medang dengan Sriwijaya.
Kemudian juga mempertontonkan tari perayaan kemenangan sekaligus penobatan Raja Pu Sindok sebagai Raja Mataram Medang di Tamwlang.
Terlihat juga adegan arak-arakan oleh Makudur (pemimpin upacara) membawa dupa didampingi Wadhihati (pembantu makudur) berjalan menuju Candi Srijayamerta atau Candilor.
Puncaknya adalah pemberian anugerah atau pasak-pasak berupa uang emas, perak dan kain kepada sejumlah tokoh sebagai saksi penetapan Sima Anjukladang.
Bupati Marhaen berharap pagelaran dalam perayaan Hari Jadi Kabupaten Nganjuk ke-1088 bisa memberi pengetahuan sejarah, khususnya generasi muda Nganjuk.
“Sehingga anak-anak atau masyarakat secara luas tahu persis sejarah Nganjuk, lahirnya Nganjuk ya di sini ini,” pungkasnya.
Penulis: Asep Bahar
Editor: Solichan Arif