Bacaini.id, KEDIRI – Puncak kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kediri yang biasa terjadi di awal tahun diperkirakan belum akan terjadi bulan Februari ini. Mengingat tibanya musim hujan yang mundur akibat kemarau panjang akhir tahun lalu.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kediri, Hendik Suprianto mengatakan, tahun-tahun sebelumnya, puncak kasus DBD biasanya terjadi antara bulan Januari sampai Februari.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, Januari-Februari ini puncak kasus DBD karena curah hujan mulai tinggi. Tapi mungkin tahun ini ada perubahan cuaca, dimana musim penghujannya mundur,” kata Hendik, Rabu, 7 Februari 2024.
Hendik menyebutkan, selama Januari 2024 tercatat sebanyak 8 kasus DBD, 7 kasus di Kecamatan Mojoroto dan 1 kasus di Kecamatan Kota. Kasus ini didominasi anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Menurutnya, jumlah tersebut lebih sedikit dari periode yang sama tahun lalu, sebanyak 18 kasus atau terjadi penurunan 10 kasus. Namun bedanya, tahun-tahun sebelumnya, sekitar bulan November sudah mulai penghujan, sedangkan tahun ini baru sekitar bulan Januari kemarin.
“Jadi kemungkinan masih ada peningkatan lagi karena curah hujan masih tinggi, semakin tinggi karena bergeser. Tapi kami berharap kasusnya tetap tidak tinggi ya,” tandasnya.
Dinas Kesehatan Kota Kediri mengimbau kepada masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan rumah dan lingkungan selama musim penghujan. Tetutama mencegah genangan air yang biasa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti, penyebab penyakit DBD.
Untuk diketahui, selama tahun 2023, terdapat 85 kasus DBD di Kota Kediri. Catatan tertinggi sebanyak 18 kasus pada bulan Januari dan Februari serta 19 kasus di bulan Maret.
Penulis: Novira