Bacaini.id, TRENGGALEK – Keterbatasan fisik tidak menjadi halangan bagi para penyandang tuna netra untuk belajar mengaji Al Quran. Seperti murid SLB Kemala Bhayangkari 1 Kabupaten Trenggalek, yang mengisi Ramadan dengan belajar membaca Al Quran braille.
Lantunan suara lafaz alquran terdengar begitu indah dari lisan penyadang tuna netra di SLB Kemala Bhayangkari 1. Dengan kondisi fisik yang terbatas, mereka tetap bersemangat belajar membaca ayat suci dengan dengan tajwid yang benar menggunakan Al Quran braille.
Kepala Sekolah SLB Kemala Bhayangkari 1, Yessy Kurniawati mengakui jika pada awalnya para peserta mengalami kesulitan saat belajar mengaji Al Quran braille. Namun dengan tekad yang kuat serta bimbingan rutin dari pengajar, mereka pun mampu melafalkannya.
“Ini merupakan kegiatan Pondok Ramadan dan para murid kami bagi menjadi dua tempat berdasarkan hambatan serta kemampuan masing-masing,” kata Yessy kepada Bacaini.id, Rabu, 12 April 2023.
Yessy menyebutkan, untuk murid autis, hambatan pendengaran dan tunagrahita mendapatkan materi puasa dan pengenalan rukun islam di masjid sekolah. Sedangkan untuk siswa yang sudah bisa membaca Al Quran dijadikan satu pada satu tempat.
Menurutnya, pemisahan ini dilakukan dengan tujuan agar para murid dapat fokus mengikuti dan menerima materi kegiatan Pondok Ramadan dari masing-masing pembimbing. Sementara dalam pembelajaran mengaji Al Quran braille ini diikuti oleh tiga murid tuna netra.
“Program mengaji Al Quran braille bulan Ramadan ini dilakukan rutin setiap tahunnya. Soal kesulitan dalam membaca Al Quran braille ini di bagian panjang pendeknya bacaan,” jelas Yessy.
Sementara itu, salah satu siswa tuna netra, Nanang Widodo mengungkapkan bahwa dirinya sudah belajar Al Quran braille sejak tiga tahun lalu. Namun dia merasa sampai saat ini masih belum lancar membaca.
“Selama ini belajar di sekolah, di rumah tidak ada yang bisa mengajari,” aku Nanang singkat.
Penulis: Aby
Editor: Novira