Bacaini.id, KEDIRI – Rumah di Kelurahan Banjaran, Kota Kediri ini layak dibuat uji nyali. Penghuni rumah sering disambangi makhluk halus dengan berbagai bentuk yang menakutkan.
Sejak dibangun oleh pemiliknya, rumah tersebut tak pernah ditempati sendiri. Selama bertahun-tahun rumah yang memiliki tiga kamar itu selalu disewakan. Sayangnya tak banyak yang berminat menyewanya dengan berbagai alasan. Salah satunya karena bentuk rumah yang menjorok ke dalam.
Secara bangunan rumah tersebut memiliki desain cukup lawas alias vintage. Struktur rumah itu juga tersembunyi dari jalan raya dengan halaman depan memanjang. Terdapat sisa lahan yang bersanding dengan pohon alpukat di sampingnya. Tepat di bawah pohon tersebut terdapat rumah lain yang rusak dan terbengkalai.
Setelah lama kosong, rumah tersebut disewa menjadi sekretariat sebuah organisasi. Hampir setiap malam selalu ada yang bermalam di sana. “Penghuninya gonta ganti, tergantung siapa yang mau menginap,” cerita Budi, salah satu penghuni rumah kepada Bacaini.id, Kamis, 14 April 2022.
Sebagai bujangan, Budi kerap mengajak teman-temannya bermalam di sana. Meski memiliki kamar sendiri di bagian belakang, Budi sering tidur di luar kamar ataupun ruang tamu yang hanya dibentangi karpet.
Dari tiga kamar tersebut, hanya dua ruangan yang ditempati. Satu kamar dibiarkan kosong dan gelap. Menurut Budi, setiap kali dipasang lampu penerangan selalu mati. Kamar itu bersebelahan dengan dapur dan menghadap kamar mandi. “Di depan dapur ada ruang terbuka. Tepat di tengahnya terdapat sumur tua yang sudah ditutup,” kata Budi.
Sumur itulah yang menjadi sumber teror makhluk halus di rumah itu.
Hampir setiap saat penghuni rumah selalu diganggu makhluk tak kasat mata. Makhluk itu menggoda seperti tak kenal waktu, mulai pagi, siang, sore, hingga malam hari.
Menurut Budi, siapapun yang pernah bermalam di sana pasti merasakan gangguan makhluk halus. Rata-rata mereka menyebut sumber gangguan berasal dari area sumur.
Pernah suatu ketika seorang tamu meminta izin untuk buang air kecil. Karena pada saat yang sama kamar mandi sedang dipakai, dia memutuskan kencing di dekat sumur. Alhasil malam harinya menjadi malam yang penuh teror di rumah itu. “Hantunya menjadi-jadi,” kata Budi.
Teror pertama dialami teman Budi saat berada di kamar mandi. Beberapa kali dia berteriak dari dalam kamar mandi sambil mengucap, “Monggo (silahkan)”.
Rupanya dia mendengar suara orang permisi hingga beberapa kali. Merasa ada tamu, dia bergegas keluar kamar mandi untuk melihat siapa yang datang. Namun dia terpaksa menelan ludah karena tak mendapati siapapun di depan pintu. Padahal suara itu terdengar jelas hingga berulang kali.
Menjelang sore para penghuni rumah mulai berdatangan. Malam itu ada tiga orang yang bermalam di sana, termasuk Budi. Dua temannya memilih tidur di lorong yang menjadi ruang TV. Sedangkan Budi tidur di ruang tamu yang terhubung dengan lorong. “Biar sama-sama bisa lihat TV,” katanya.
Tengah malam saat Budi sudah terlelap, terdengar suara pintu dibanting. Budi terbangun. Dia mendapati salah satu temannya duduk menghadap pintu yang tertutup rapat. Pintu itu menghadap arah dapur dan sumur.
Rupanya dia sedang ketakutan. Saat asyik menonton TV, dia mendengar langkah kaki dari belakang menuju tempatnya berada. Makin lama suara yang menyerupai kaki menyeret sandal itu makin dekat. Bahkan bayangan orang berjalan terlihat dari sela pintu.
Namun saat dilihat tak ada siapapun di sana. Karena itu dia buru-buru membanting pintu dan menguncinya rapat-rapat.
Mendengar cerita itu, rasa kantuk yang menyergap Budi langsung hilang. Mereka berdua sibuk membicarakan kejadian barusan.
Setelah beberapa saat, Budi memutuskan kembali tidur. Dia memilih tidur di ruang tamu dengan dalih dekat dengan pintu keluar. Jika terjadi apa-apa cepat baginya untuk lari meninggalkan rumah.
Sialnya, Budi tak juga mengantuk. Sementara dua temannya lebih dulu terlelap. Masih dalam posisi rebahan, dia bermain ponsel menghadap kaca ruang tamu.
Ketika asyik memandang layar gadget, pandangannya terganggu oleh sekelebat bayangan yang lalu lalang di teras rumah. Karena kacanya dibiarkan polos tak berkelambu, Budi bisa melihat pemandangan luar dengan jelas. Ruang tamu itu menghadap ke arah samping, berhadapan langsung dengan pohon alpukat dan rumah kosong di sebelahnya.
Budi meletakkan telepon dan menyapukan pandangan ke teras rumah. Tak ada siapa-siapa di sana. Dia melanjutkan bermain gadget dan berharap kantuk segera datang.
Selang beberapa saat konsentrasinya benar-benar buyar. Sesosok bayangan putih kembali berkelebat di balik kaca ruang tamu. Budi kembali meletakkan gadget dan memandang keluar. Tiba-tiba bibirnya tercekat. Matanya melotot tak berkedip memandang kaca.
Seorang perempuan berambut hitam panjang berdiri di dekat pintu ruang tamu. Sebagian tubuhnya tersembunyi di balik pintu. Perempuan itu melongokkan wajah ke kaca dan memandang tajam ke arah Budi. Mukanya pucat dengan tatapan mengerikan.
Dengan tubuh bergetar Budi buru-buru membalikkan badan ke arah tembok. Dia tak ingin melihat wajah menyeramkan itu. Sambil berdoa dalam hati, Budi berharap makhluk itu segera pergi. “Sampai pagi saya tetap tidur menghadap tembok, tidak berani menoleh ke belakang,” kenangnya.
Sejak kejadian itu, tak ada satupun penghuni rumah ataupun tamu yang mencoba-coba kencing di dekat sumur. Sejak setahun lalu Budi dan kawan-kawannya telah meninggalkan rumah itu. Dan sampai sekarang rumah itu masih terlihat kosong tak ada penyewa.
Penulis: HTW
Tonton video:
Comments 1