KEDIRI – Sambel pecel Miroem, merupakan salah satu produk asli kediri, tepatnya di Desa Gedangsewu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Berbeda dengan sambel pecel pada umumnya, pembuat menjamin olahan berbahan dasar kacang ini rendah kalori.
Pemilik usaha Sambal Pecel Mbah Miroem, Arizka Wahyu Putri Bintari mengatakan, keunggulan produk buatannya, ada diproses pengolahan yang tidak digoreng, melainkan disangrai. “Jadi tidak menggunakan minyak sama sekali,” jelas Arizka kepada Bacaini.id, Rabu Selasa 28 Oktober 2020.
Arizka juga menjelaskan proses pembuatan sambal pecel dilakukan di rumah. Untuk proses pembuatan, sama saja dengan cara membuat sambal pecel yang lain. Tetapi, olahan homemade ini menggunakan resep turun temurun dari eyang buyutnya. “Tetap ada trik khusus jadi rasanya tetap beda dari yang lain,” katanya.
Dia juga mengaku, bisnis sambel pecel yang dijalankannya merupakan bisnis turun temurun di keluarganya. “Saat ini kebetulan yang megang ibu saya, Ninik Khusnul Khotimah,” ucap Arizka.
Brand Miroem sendiri kata Arizka merupakan nama dari eyang buyutnya. “Miroem itu eyang buyut saya, brand dari sambal pecel ini memang diambil dari situ,” tambah perempuan 21 tahun itu.
Untuk penjualan, Arizka mengaku telah menjangkau luar daerah, namun kebanyakan pembeli masih di sekitar Kediri. “Sekarang sudah menjangkau Kediri Raya, satu minggu pesanan bisa sampai 3-4 kg, dan kemarin itu sempat kirim ke Jogjakarta dan Jakarta,” jelasnya.
Saat ini Sambal Pecel Mbah Miroem dipasarkan melalui media sosial Facebook dan juga Instagram @pecel_miroemkdr. Selain itu dipasarkan secara lokal. Olahan homemade ini bisa juga dijadikan oleh-oleh, karena awet sampai 6 bulan disimpan di suhu ruangan. Harganya juga terjangkau, Rp 15 ribu per 250 gram. Siap menerima dan mengirim pesanan.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet