Bacaini.id, JEMBER – Pemburu kuliner malam di Jember tak akan melupakan Mie Jawa Pak Gundul. Mie dan nasi goreng di tempat ini diolah tanpa campuran telur dan minim penyedap.
Mie Jawa Pak Gundul memang istimewa. Seluruh proses pembuatannya dilakukan secara tradisional dan sehat. Tradisional karena menggunakan arang kayu, dan sehat karena tak ada tambahan penyedap rasa dan telor.
Karena minim penyedap dan telor, tentu saja olahan mie dan nasi goreng Pak Gundul tak segurih makanan serupa di tempat lain. Bentuk mienya juga gilik, bukan gepeng seperti mie di kawasan mataraman.
Pembuatannya sangat sederhana. Langkah pertama adalah memasukkan racikan daun sawi ke dalam kuah kaldu ayam di atas tungku arang. Selanjutnya ditambahkan kecap, garam, dan sedikit merica. Setelah bumbu meresap ke dalam kuah, baru dimasukkan mie yang sudah direbus sebelumnya.
Proses yang hampir sama dilakukan saat membuat nasi goreng. Tanpa memasukkan telor ke dalam wajan, nasi digoreng dengan bumbu standar. Sebagai tambahan dimasukkan sedikit saus tomat hingga membuat penampakan nasi goreng menjadi merah.
Pak Gundul menambahkan irisan telur rebus dan suwiran ayam sebagai toping saat penyajian. Sehingga konsumen yang menggemari telur masih bisa menyantapnya dalam bentuk yang lebih sehat, yakni direbus.
Ditanya tentang bumbunya yang minimalis, Pak Gundul mengaku jika resep itu adalah warisan bapaknya. Usaha itu dirintis sejak tahun 1953 tanpa campuran bumbu aneh-aneh.
Satu porsi mie dan nasi goreng dibanderol Rp20.000. Tergolong mahal untuk menu pinggir jalan yang tidak menyediakan tempat khusus untuk menyantap. Pembeli hanya disiapkan bangku kayu panjang dan meja ala kadarnya di mulut gang Jalan Trunojoyo.
Namun demikian pengunjung kedai ini tetap banyak dan mengantre. Mayoritas didominasi manula dan konsumen penyuka makanan sehat.
Penulis: Hari Tri Wasono
Tonton video: