Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Pertunjukan pantomim bagi sebagian orang mungkin hanya dipandang sebagai hiburan semata. Namun bagi Yusuf Eko Nugroho, seni pertunjukan pantomim dapat menjadi media edukasi hingga ekspresi kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Sebagai seorang praktisi pantomim, warga Tulangung ini mulai mengenal pantomim sejak menempuh pendidikan seni di Universitas Negeri Surabaya. Bahkan pentas pertunjukan seni pantomim mulai dari panggung nasional hingga internasional sudah pernah dijajakinya.
“Sudah 10 tahun saya mengenal pantomim, karena memang sangat suka. Akhirnya setelah lulus, saya coba kembangkan kesenian pantomim di Tulungagung,” kata Yusufkepada Bacaini.id, Kamis, 15 Desember 2022.
Sesampainya di Bumi Gayatri, Yusuf segera merapatkan barisan, bergabung dengan komunitas seni, tentu saja untuk bertukar pikiran sekaligus membangun relasi antar komunitas seni. Alhasil, dalam waktu singkat dia mampu membentuk komunitas pantomim dengan nama Panthukir.
“Komunitas Panthukir kami buat untuk mewadahi seniman yang memiliki ketertarikan dengan dunia seni pertunjukan pantomim,” terangnya.
Pria dengan nama panggung Cak Besut itu menyebutkan bahwa komunitasnya sudah sering melakukan pertunjukkan di Tulungagung. Selain mengisi acara monumental seperti di Alun-alun hingga menyasar berbagai warung kopi di Tulungagung. Tidak sekedar menghibur, edukasi dan kritik juga selalu diselipkan melalui seni pantomim yang mereka tampilkan.
“Setiap tampil biasanya membawa tema tertentu. Beberapa waktu lalu saya membawakan tema tentang bantuan siswa miskin. Pada saat tampil, saya ingin menggambarkan sulitnya siswa miskin mendapatkan bantuan dari pemerintah,” tuturnya sembari tertawa lirih.
Warga Kecamatan Kedungwaru itu menambahkan ada beberapa latihan yang harus dilakukan untuk mendalami seni pertunjukan pantomim. Disebutkan yang pertama adalah melakukan olah tubuh dimana seseorang harus bisa menguasai teknik stilistik dan stakato.
“Selain itu ada olah ekspresi, pelaku seni pantomim harus bisa menguasai senam eskpresi dan hiper ekspresi,” imbuhnya.
Lebih jauh, Yusuf mengungkapkan cita-citanya untuk kembali mempopulerkan kesenian pantomim. Oleh karena itu, dia seringkali melakukan pentas secara suka rela dengan misi mengembalikan kejayaan seni pertunjukan pantomim.
“Tahun 1970, seni pertunjukan pantomim sangat populer di Indonesia. Momen seperti itulah yang ingin saya coba kembalikan lagi,” harapanya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira