Bacaini.id, BLITAR – Ingin healing? Cobalah berkunjung ke Telaga Rambut Monte. Keindahan telaga alam yang berada di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar itu, bisa jadi pilihan.
Lokasinya tidak jauh. Hanya sekitar 30 km dari Kota Blitar dan bisa dijangkau dengan kendaraan apapun. Tak usah khawatir dengan kondisi jalan menuju lokasi, karena sangat baik dan relatif landai.
Telaga Rambut Monte pada awalnya merupakan tempat pemujaan agama Hindu. Sebuah candi suci yang pada hari-hari tertentu tertutup untuk umum masih berdiri hingga kini.
Meski susunan batu batanya sudah tak utuh lantaran beberapa bagian ada yang runtuh, bentuk struktur candi pemujaan Rambut Monte itu masih terlihat dengan jelas.
Daya tarik Rambut Monte adalah telaga berair bening dengan beberapa spot berwarna hijau kebiruan pada sumber mata airnya. Ikan purba yang disebut Ikan Dewa oleh warga sekitar, tampak berenang-renang.
Pepohonan dan tumbuhan semak khas tropis memenuhi area telaga. Di lokasi telaga juga terdapat area bermain anak selain juga bangku-bangku kayu untuk pengunjung.
Bagi yang tidak membawa bekal makanan, tak usah khawatir. Di lokasi wisata terdapat lapak makan dan minum. Oh ya, pengunjung dilarang berenang di dalam telaga lantaran telaga berisi ikan-ikan langka yang dilindungi.
Folklore Rambut Monte
Menurut folklore (cerita rakyat) yang berkembang, dulunya telaga berair bening itu dihuni oleh seseorang bernama Mbah Monte yang tidak memiliki keturunan namun memiliki dua orang murid.
Dalam perjalanannya Mbah Monte dibuat kecewa oleh dua muridnya lantaran keduanya telah menyelewengkan ilmu yang sudah diajarkan. Mbah Monte murka dan membakar pohon-pohon di sekitar telaga.
Konon, pohon-pohon inilah yang menjelma Ikan Dewa, dan dua orang murid Mbah Monte berubah menjadi dua sumber mata air di dalam telaga.
Paidi, penjaga wisata Rambut Monte menuturkan, pasca peristiwa 30 September 1965, telaga Rambut Monte direvitalisasi awal dengan menanam kembali pohon-pohon di sekitarnya.
Revitalisasi atau penataan ulang dilakukan oleh para tahanan politik pemerintah pada masa itu. Mereka merupakan para tapol yang sebelumnya ditangkap di wilayah Blitar Selatan. “Dan hasilnya bisa dinikmati seperti saat ini,” tuturnya.
Oh ya, pengelola wisata Rambut Monte mengenakan biaya Rp.5000 per pengunjung untuk tiket masuk. Selain itu pengunjung juga harus membayar uang parkir kendaraan yang pengelolaannya dilakukan warga sekitar.
Roda dua Rp.5000 dan Rp.10.000 untuk roda empat atau lebih. Yang perlu diketahui lagi, kunjungan teramai Rambut Monte berlangsung setiap weekend atau hari libur nasional.
Bagi yang menyukai suasana tenang sembari menikmati keindahan telaga, disarankan untuk berkunjung di luar hari libur.
Penulis: Solichan Arif