Bacaini.ID, KEDIRI – Kawasan Lembang Bandung Barat Provinsi Jawa Barat jadi pilihan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri Jawa Timur untuk menggelar Capacity Building dan Media Gathering.
Sebanyak 37 jurnalis media online dan televisi jadi peserta penulisan isu ekonomi. Yang terbanyak dari Kediri dan Madiun, dan selebihnya berasal dari Blitar dan Tulungagung.
Tanggal 23 September 2024 malam. Kami, para jurnalis dan beberapa perwakilan BI Kediri bersama-sama bertolak menuju Bandung Jawa Barat dengan berkereta api.
Perjalanan yang mengacu rundown diestimasikan akan memakan waktu kurang lebih 10 jam.
“Sesuai rundown semua kumpul pukul 18.00 WIB di stasiun (Kediri). Maksimal pukul 19.00 WIB sudah siap,” tulis Ilyas staf Bank Indonesia Kediri sekaligus merangkap PIC dalam pesan WAnya.
Kereta bergerak meninggalkan Kota Kediri tepat pukul 19.16 WIB. Kami sebanyak 37 orang berada dalam satu gerbong kelas eksekutif 4.
Bak reuni, suasana di dalam gerbong yang bergerak selama 10 jam itu terasa hangat. Apalagi sebagian besar dari kami sudah saling kenal.
Berkode booking JYH7BJI, saya dapat jatah seat number 2C, posisi nomor tiga dari depan. Kursi dengan jarak lutut yang longgar dan bisa disetting sesuai keinginan. Nyaman.
Terlihat sebuah layar televisi LED ukuran 32 inchi. Sayang isinya hanya seputar iklan promo KAI. Tidak ada fasilitas film dan musik seperti saat beperjalanan dengan bus malam.
Oh ya, saya duduk bersebelahan dengan seorang teman lama, jurnalis televisi. Teman yang dikenal sebagai penggemar klub sepak bola Inggris Manchester United (MU).
Lama tak berjumpa –karena saya berdomisili di Blitar dan doi di Kediri–, kami saling bertukar kabar. Ia tidak banyak berubah. Tetap tambun, sehat dan ceria.
Sementara tepat di seat belakang juga teman lama. Mantan jurnalis televisi nasional yang kini menekuni media online di Kediri. Di sebelahnya seorang kontributor media televisi milik pemerintah.
Dari arah belakang tiba-tiba datang seorang teman yang konon karirnya lagi melenting. Ia bukan hanya jurnalis, tapi juga sutradara film, dan juga pimpinan organisasi pers di Kediri.
Seorang teman yang coletahannya tidak banyak berubah, tetap jenaka dan menyenangkan. “Foto-foto dulu. Yang di rumah ada yang minta foto,” katanya sambil menyiapkan ponsel dalam posisi selfi.
Kami pun ngobrol banyak hal, utamanya soal Lembang, daerah yang malam itu jadi tujuan perjalanan. Browsing-browsing ringan dilakukan. Muncul informasi Observatorium Boscha.
Kemudian keterangan soal gunung berapi Tangkubanperahu dengan pemandangan yang memesona, kebun teh, kopi, strawberry dan produsen susu.
Ada lagi pemandian air panas belerang di Ciyater yang hanya berjarak sekitar 10 kilometer. Juga Kota Bandung yang terkenal dengan jalan Asia-Afrika.
Sebuah tempat bersejarah yang terkait erat dengan Soekarno atau Bung Karno, founding father kita.
Kemudian juga rumah Inggit Garnasih yang telah jadi cagar budaya. Inggit merupakan istri kedua Bung Karno yang setia menemani saat Soekarno dijebloskan kolonial Belanda di Lapas Sukamiskin.
Ada juga kawasan Dago, salah satu tempat healing andalan wisatawan Kota Kembang atau Paris Van Java yang lumayan diperbincangkan. Adagiumnya: Jangan bilang pernah ke Bandung kalau belum ke Dago.
“Tapi sesuai rundown kita hanya offroad road di kawasan Leuweung Kunti dan setelah itu langsung ke hotel untuk mengikuti acara selanjutnya,” seloroh teman.
Makan Malam dan Penulisan Isu Ekonomi
Benar. Kami langsung dibawa sebuah bus besar untuk menuju lokasi offroad yang berada di kawasan hutan lereng gunung Tangkubanperahu.
Namun sebelum itu lebih dulu transit di sebuah hotel yang berjarak sekitar 300-an meter dari stasiun Kota Bandung. Panitia memberi jatah waktu sekitar 2 jam untuk mandi, sarapan, dan rehat tipis-tipis.
Setelah itu langsung menuju lokasi offroad yang jarak tempuhnya tidak sampai satu jam. Di bawah pohon pinus terlihat berderet mobil Land Rover yang sudah siap ditancap.
Mobil buatan Inggris dengan 2.000 cc, 52 horse power (hp), 4.000 rpm serta transmisi manual 4 percepatan. Kalau tidak salah lihat ada 6 mobil Land Rover. Masing-masing Land Rover mengangkut 6-7 orang jurnalis.
“Yang ini mesinnya masih ori. Bahan bakar bensin,” kata sopir Land Rover biru yang kami naiki berenam.
Siang itu cuaca redup dan berkabut. Baru seperempat jalan, hujan tiba-tiba mengguyur deras. Hujan pertama kata Wahyu, guide tour yang membersamai rombongan kami.
Ia sedikit cerita soal kemarau panjang yang melanda Lembang, di mana sebagian warga mulai membuat sumur bor untuk mendapatkan air bersih
“Dan kalau offroad wajibnya ya memang hujan seperti ini,” katanya sembari tertawa.
Namanya juga offroad. Kami semua terguncang-guncang dan beberapa kali nyaris terpelanting. Karenanya selama Land Rover bergerak, tangan tak lepas dari pegangan.
Namun kami sulit lolos dari guyuran hujan yang menerobos masuk ke dalam kendaraan. Dalam kondisi basah kami beristirahat sebentar di sebuah pos pemberhentian.
Kami menikmati segelas wedang bandrek hangat. Bandrek merupakan salah satu minuman khas masyarakat sunda. Racikan air jahe dengan gula merah ditambah daging kelapa muda.
Kami juga menikmati tempe mendoan, weci dan kacang godog. Sebelum diantar ke hotel dengan Land Rover yang penuh lumpur, kami juga sempat bersantap siang.
Karedok dengan lauk daging ayam, ikan asin, tempe dan tahu menjadi hidangan. Juga nasi timbel, yakni nasi yang terbungkus daun pisang.
“Nasi timbel adalah nasi khas masyarakat sunda,” kata Wahyu menjelaskan.
Sementara pada tanggal 24 September 2024 malam. Usai offroad yang cukup melelahkan sepanjang siang, kami melanjutkan rangkaian acara gala dinner.
Acara makan malam yang berlanjut pemberian materi penulisan ekonomi. Suasana yang diiringi musik live berlangsung rileks.
BI Kediri menghadirkan Redaktur Pelaksana CNBC Indonesia Maikel Jefriando sebagai pemateri. Maikel didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri Wihujeng Ayu Rengganis.
Maikel menjelaskan bagaimana membuat berita ekonomi menjadi lebih menarik dan viral. Ia berbagi tips membuat judul yang menarik perhatian pembaca sekaligus ramah algoritma.
Dalam kesempatan itu Maikel juga mengatakan seorang jurnalis juga harus memahami terminologi ekonomi. Sementara Ayu Rengganis mengatakan berita ekonomi membantu BI Kediri dalam membuat kebijakan.
“Apalagi misalnya berita inflasi yang disampaikan detil dengan menyebut faktor penyebab. Itu sangat membantu kami dalam merumuskan kebijakan,” ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri Yayat Cadarajat mengatakan capacity building dan media gathering yang digelar sebagai upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi junalis dalam membuat berita ekonomi.
Harapannya, produk jurnalistik yang dihasilkan bukan hanya menyuguhkan informasi, tapi juga mudah dipahami masyarakat luas, termasuk lebih kaya data.
Yayat juga mengatakan, kegiatan yang berlangsung juga menjadi ajang silaturahmi sekaligus mempererat hubungan BI Kediri dengan media massa.
“Melalui sinergi yang kuat kita dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam penyampaian informasi yang berkualitas kepada masyarakat sehingga turut berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Seperti diketahui, acara Capacity Building dan Media Gathering yang digelar Kantor Perwakilan BI Kediri hanya berlangsung dua hari, yakni 24-25 September 2024.
Penulis: Solichan Arif