Bacaini.id, KEDIRI – Tanggal 12 Rabiul Awal 571 M mencatat sejarah penting bagi umat Islam, yakni Maulid Nabi Muhammad SAW. Hari itu seorang bayi laki-laki dengan sejumlah keistimewaan lahir di Makkah, Arab Saudi.
Ditunjuk Allah SWT sebagai Nabi Akhir Zaman sekaligus junjungan bagi umat muslim, Nabi Muhammad lahir dari rahim Siti Aminah, ibunya, dengan keistimewaan atau keajaiban.
Dalam artikel ini, Bacaini.id merangkum sejumlah keajaiban ketika Nabi Muhammad lahir di bumi.
1. Lahir dalam keadaan sujud
Jika pada umumnya seorang bayi lahir dalam keadaan menangis dan belum bisa apa-apa, Nabi Muhammad lahir dalam keadaan sujud. Begitu lahir, beliau langsung menggenggam tanah dengan tangannya yang mulia. Semua jari-jarinya mengenggam kecuali jari telunjuknya
Sayyidatina Aminah binti Wahab, berkata: “Saat aku melahirkanya, bayinya tidak jatuh ke bumi seperti umumnya bayi, ia lahir dalam keadaan meletakkan kedua tanganya di atas bumi dan mengangkat kepalanya ke langit.”
“Begitu lahir dari rahim Siti Aminah, Nabi Muhammad sujud lalu mengangkat kedua tangannya seperti orang berdoa.” (Jalaluddin as-Suyuti, Khasaishul Kubra, 2017: 82).
2. Lahir dalam keadaan sudah dikhitan
Khitan menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang sudah menginjak usia baligh. Namun akan lebih baik jika khitan dilakukan pada saat usia dini, kurang lebih usia tujuh tahun. Hal ini tidak terjadi dengan Rasulallah SAW karena beliau dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan. Tali pusarnya pun telah terlepas.
Imam Hakim mengatakan bahwa, riwayat yang menjelaskan Nabi dilahirkan dalam keadaan terkhitan dan telah lepas tali pusarnya adalah riwayat yang telah mencapai derajat mutawatir.
Yaitu, hadits yang berasal dari Rasulullah SAW yang disampaikan secara bersamaan oleh orang-orang kepercayaan (beberapa sahabat) dengan cara yang mustahil mereka bisa bersepakat untuk berdusta.
3. Pertama kali dinamakan Muhammad
Secara bahasa, ‘muḫammad’ merupakan isim maf’ul dari kata ‘ḫamdun’ yang berarti pujian. Nama ini merupakan salah satu kosa kata bahasa Arab yang semestinya tidak begitu asing di kalangan masyarakat Makkah kala itu tetapi tidak pernah dipakai oleh orang Arab.
Nama tersebut baru pertama kali dipakai oleh Nabi Muhammad SAW yang diberikan oleh sang kakek, Abdul Munthalib. Sebab, sang kakek menghendaki cucunya kelak menjadi orang yang dipuji seluruh makhluk.
Imam Ibnu Qutaibah mengatakan, ini merupakan peristiwa luar biasa yang menjadi salah satu pertanda akan dilahirkannya Nabi Muhammad. Hal ini sengaja Allah lakukan demi menjaga kesucian Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayahandanya wafat saat beliau masih dalam kandungan. Tak lama kemudian kehilangan kakeknya, Abdul Muttholib. Beliau juga terlahir dengan Khatam al-Nubuwwah (stempel/tanda kenabian) yang melekat di antara kedua bahu beliau.
Penulis: Novira
Diolah dari berbagai sumber