Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Di Desa Macanbang, Kecamatan Gondang, Tulungagung terdepat sebuah masjid dengan arsitektur limas. Masjid tersebut dikenal banyak orang dengan nama Masjid Tiban.
Konon, keberadaan masjid tersebut bukan dibangun dengan tangan manusia, melainkan merupakan mukjizat dari Allah SWT. Bangunan Masjid Tiban pertama kali ditemukan sekitar abad ke-17 oleh Sangidin, seorang menantu Kyai Kasan Besari.
“Jadi dulu itu, tanpa sengaja Sangidin menemukan atap Masjid Tiban. Keberadaanya juga tiba-tiba, karena sebelumnya tidak diketahui ada orang yang membangunnya. Dari situ akhirnya Sangidin dan masyarakat menggunakannya sebagai tempat ibadah,” terang Dulgani, keturunan keenam dari Sangidin kepada Bacaini.id, Rabu, 27 April 2022.
Menurut Dulgani penemuan Masjid Tiban berkaitan erat dengan sejarah babat tanah Desa Macanbang. Dulunya, kasawan desa tersebut masih berupa hutan belantara yang terkenal angker dan disebut Alas Sumampir.
Tidak hanya binatang buas, Alas Sumampir juga dihuni banyak makhluk tak kasat mata. Sehingga, masyarakat tidak berani masuk ke dalam kawasan hutan belantara itu. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi sang menantu Kyai Kasan Besari.
“Sangidin nekat membuka Alas Sumampir dengan alat seadanya. Sesampainya di tengah hutan, dia menemukan sebuah masjid kuno, yang hingga sekarang dikenal dengan Masjid Tiban,” ungkapnya.
Dulgani menyebutkan keberadaan Masjid Tiban masih terjaga hingga saat ini. Masjid ini pun sudah dua kali direnovasi, pertama pada tahun 1987 dan kedua pada tahun 2009. Renovasi dilakukan pada bagian atap dan fondasi bangunan yang diperkokoh dengan menggunakan kayu jati.
“Renovasi dilakukan tanpa merubah bentuk aslinya, karena memang kita pertahankan sesuai bentuk aslinya,” imbuhnya.
Selain itu, Dulgani juga mengungkapkan bahwa di lokasi Masjid Tiban juga terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai makam Sunan Kuning.
Hal itu dibuktikan dengan adanya peninggalan Sunan Kuning diantaranya mimbar khotbah, dampar, kentongan dan juga bedug.
“Sampai sekarang Masjid Tiban dan semua peninggalan yang ada di dalam, termasuk peninggalan Sunan Kuning masih ada dan juga masih kita rawat sebaik mungkin,” tandasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira