Bacaini.id, KEDIRI – Keseruan terpancar di wajah Shanaya, putri Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Putri kecil itu terlihat antusias saat diajak berkeliling oleh bapaknya ke kandang sapi komunal di Desa Banjarjo, Kecamatan Ngadiluwih, Jumat sore, 4 Maret 2022.
Shanaya terlihat antusias melihat-lihat anakan sapi di kandang komunal itu. Sesekali dalam gandengan ibunya, Eriani Annisa Hanindhito, dia berinteraksi dengan memegang anakan sapi hasil pengembangan desa korporasi sapi tersebut.
Melihat respon anaknya yang antusias, Mas Dhito dan istrinya mengajak Shanaya memberi makan sapi.
“Nah, itu ada yang kecil sapinya. Naya mau kasih makan sapi?” tanya Eriani Anisa pada anaknya.
Shanaya pun mengangguk mengiyakan tawaran bapak dan ibunya. Berbeda ketika melihat anakan sapi, Shanaya justru bingung saat melewati barisan sapi bakalan di deretan yang letaknya bersebelahan dengan area anakan sapi. Hal ini karena terdapat banyak corak dan postur yang beragam di area sapi bakalan.
Sementara itu, Mas Dhito mengatakan kedatangannya dalam rangka monitoring program pengembangan desa korporasi sapi. Namun kali ini Mas Dhito mengajak istri dan anaknya untuk mengenalkan kepada sang buah hati bagaimana para peternak sapi ini mengembangkan ternaknya.
“Saya memonitor program desa koorporasi sapi hari ini dengan mengajak anak istri juga,” kata Mas Dhito, Jumat sore, 4 Maret 2022.
Bupati Kediri ini menjelaskan bahwa monitoring dilakukan karena ada beberapa titik yang kuota sapinya belum terpenuhi. Rencanya, seluruhnya akan selesai pada bulan Maret ini.
Hingga, 4 Maret 2022 ini sapi yang diterima oleh kelompok tani Banjasari, Desa Banjarejo sudah mencapai 135 ekor, terdiri dari 100 ekor sapi bakalan dan 35 ekor sapi impor.
Dari sapi yang sudah diterima tersebut, sudah ada 27 ekor sapi bakalan yang siap dijual. Meski demikian, penjualan tersebut akan dilakukan setelah seluruh kuota sapi diberikan.
Program pengembangan korporasi sapi ini akan diberikan kepada 5 kelompok tani di Kecamatan Ngadiluwih. Total sapi yang diberikan sebanyak 1000 ekor, 500 sapi bakalan untuk penggemukan dan 500 sapi impor untuk pengembangbiakan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih menjelaskan, selain 27 sapi bakalan yang siap dijual dan dipotong, juga ada 6 sapi betina yang melahirkan, 23 bunting, dan sisanya belum bereproduksi.
“Memang bertahap. Peternak harus terus berbenah untuk proses managemen pengembangbiakan dan penggemukannya. Pasalnya dengan jumlah yang terbilang banyak ini, peternak dituntut untuk memberikan perhatian ekstra kepada sapi-sapi tersebut,” jelas Tutik.
Pihaknya berharap agar kuota sapi bisa segera terpenuhi, sehingga untuk penjualan atau pemotongan sapi bisa berjalan sesuai target, petunjuk pelaksanaan sekaligus bisa berkembang lebih pesat.
Tidak hanya perkembangan sapi, lanjutnya, peternak pun sudah mampu memanfaatkan biogas dari limbah kotoran sapi. Selain itu, mereka juga telah membuat pupuk dari limbah kotoran yang per harinya bisa mencapai 20 kilogram.
“Dengan demikian, kandang komunal ini tidak akan mencemari lingkungan dengan bau yang menyengat,” pungkasnya.(ADV)