Bacaini.id, KEDIRI – Perusahaan rokok Gudang Garam dikenal memiliki logo perusahaan yang ikonik. Lima bangunan rumah berderet dengan jalur kereta api di depannya.
Tak banyak warna yang disematkan pada logo itu. Hanya warna biru, putih, dan sedikit merah. Logo tersebut begitu kuat menancap di ingatan penggemar rokok Gudang Garam selama puluhan tahun.
Meski begitu, tak banyak yang tahu dengan pasti makna di balik pemilihan gambar-gambar tersebut. Cerita tentang logo Gudang Garam hanya tersiar dari mulut ke mulut di kalangan pekerjanya. Itupun dengan penambahan ‘bumbu’ yang kadang kurang relevan dengan makna logo sebenarnya.
Muchlis Dj. Tolomundu adalah salah satu yang beruntung mendengarkan penjelasan tentang logo itu dari sumbernya, yakni Tjoa Ing Hwie (pendiri Gudang Garam) dan Sarman (pembuat gambar logo).
Muchlis Dj. Tolomundu adalah wartawan Majalah Tempo yang berkesempatan mewawancara langsung Tjoa Ing Hwie dan Sarman. Wawancara dilakukan di kantor Gudang Garam Kelurahan Semampir Kota Kediri pada bulan Juni 1985, dua bulan sebelum Tjoa Ing Hwie wafat pada 28 Agustus 1985. (simak laporan lengkapnya di Rokok Yang Bangkrut dan Yang Bangkit)
Kepada Muchlis, Tjoa Ing Hwie atau Surya Wonowidjojo menceritakan asal muasal penciptaan logo tersebut. Untuk menguatkan ceritanya, dia memanggil Sarman, pembuat sketsa dan gambar logo Gudang Garam. Wawancara dilakukan di pagi hari.
Tjoa Ing Hwie mengatakan jika logo tersebut dia gambar bersama Sarman, mantan karyawan perusahaan rokok Tjap 93 yang hengkang bersamanya untuk mendirikan Gudang Garam.
baca ini Toa Ing Hwie Pendiri Gudang Garam Yang Dekat Dengan Pekerjanya
Pada suatu hari ketika Tjoa Ing Hwie tertidur, dia bermimpi melihat suasana di seberang pabrik rokok Tjap 93 di Jalan Raden Patah Kota Kediri. Lokasi pabrik rokok Tjap 93 berada tak jauh dari stasiun kereta api Kediri.
Menurut Sarman, Tjoa Ing Hwie memang sering duduk melamun di salah satu sudut pabrik rokok Tjap 93. Dia berlama-lama memandangi gudang penyimpanan garam yang kosong di samping perlintasan kereta api. Aktivitas itu dilakukan beberapa waktu menjelang pengunduran dirinya dari rokok Tjap 93 milik pamannya.
Penasaran dengan mimpinya, dia menceritakan kepada Sarman. Berdasarkan mimpi itu, Sarman kemudian membuat beberapa sketsa yang disesuaikan dengan keadaan di lokasi deretan gudang depan pabrik Tjap 93.
baca ini 62 Tahun Gudang Garam Membangun Kediri
Dalam salah satu gambarnya, Sarman menampilkan deretan gudang dengan lima buah pintu. Di depannya terbentang rel kereta api. Dua pintu dia gambar dengan keadaan terbuka, dua pintu lagi setengah tertutup, dan satu pintu terakhir tertutup penuh.
“Kalau terbuka semua, kami beranggapan semuanya sudah selesai, sudah puncak,” ungkap Sarman. Di sebelahnya duduk Tjoa Ing Hwie yang menyimak penjelasan Sarman.
“Gambar pintu gudang harus terbuka sebagian saja untuk menggambarkan perjalanan Gudang Garam belum selesai,” imbuh Tjoa Ing Hwie.
baca ini Subsidi Berobat Warga Kota Kediri Dibiayai dari Cukai Rokok
Setelah gambar tersebut tuntas, Sarman menyarankan kepada Tjoa Ing Hwie untuk menggunakannya sebagai simbol dan logo pada rokok bermerek Gudang Garam. “Beliau langsung setuju,” kata Sarman.
Kini setelah hampir 65 tahun berlalu, pabrik rokok Gudang Garam masih berdiri tegak. Goresan logo yang dibuat Sarman benar-benar mengilhami perjalanan Gudang Garam yang tak pernah selesai.
Penulis: Hari Tri Wasono
Tonton video: