Bacaini.id, TRENGGALEK – Aksi mahasiswa menolak kebijakan Presiden Prabowo Subianto di Trenggalek nyaris bentrok dengan polisi. Aksi saling dorong terjadi ketika mahasiswa berusaha membakar ban di depan kantor DPRD Trenggalek.
Aksi Aliansi Mahasiswa Trenggalek ini diikuti berbagai organisasi mahasiswa ekstra kampus. Mereka menuntut pemerintah pusat menata ulang skala prioritas anggaran, terutama sektor pendidikan.
Aksi dimulai dengan long march dari Agro Park di Jalan Soekarno-Hatta menuju Gedung DPRD Trenggalek. Mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan kritik terhadap kebijakan pemerintah, termasuk “Indonesia Cemas” dan “Ing Madya Mangan Konco Tut Wuri Mbahayani.”
Ketegangan sempat terjadi saat mahasiswa berupaya membakar ban sebagai bentuk protes. Namun hal itu dicegah oleh aparat kepolisian. Aksi saling dorong tak tidak terhindarkan ketika polisi berusaha memadamkan api.
Genta Aditya, koordinator aksi dalam orasinya mengatakan kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah berdampak pada berbagai sektor penting, termasuk pendidikan. “Kebijakan ini meresahkan karena berpengaruh pada sektor yang seharusnya menjadi prioritas, salah satunya pendidikan,” ujar Genta.
Mereka meminta pemerintah daerah dan pusat berkomitmen dalam memperbaiki infrastruktur pendidikan serta memberikan subsidi bagi keluarga kurang mampu.
Sayang aksi tersebut tak mendapat sambutan dari anggota DPRD Trenggalek. Mereka hanya dihubungkan secara daring dengan Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi.
“Kami menyayangkan karena tidak satu pun dari 45 anggota DPRD hadir. Ini menunjukkan ketidaksiapan mereka dalam menghadapi aspirasi rakyat,” kata Rian Pirmansyah, peserta aksi.
Penulis: Aby Kurniawan
Editor: Hari Tri Wasono