Bacaini.id, SURABAYA – Mahasiswa program doktor (S3) Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan inovasi kamera terintegrasi deep learning. Inovasi ini menjadi solusi minimnya fasilitas fisioterapi bagi penyandang disabilitas.
Tim yang diketuai Endah Suryawati Ningrum ini sukses merealisasikan teknologi bertajuk Smart Mobile Inclusive Learning (SMILE). Ini adalah teknologi kamera yang diintegrasikan dengan deep learning serta permainan digital yang ditujukan sebagai media terapi tangan yang atraktif.
Endah memaparkan, sistem pada SMILE terbagi menjadi sistem informasi monitoring serta permainan terapi tangan. Monitoring digunakan oleh wali pasien dan terapis untuk memantau riwayat terapi pasien. Sedangkan sistem pengembangan permainan terapi tangan berfokus pada deteksi markah tangan untuk kontrol permainan dengan teknologi visi komputer.
“Permainan yang diusung adalah permainan menggerakkan tangan untuk memasukkan buah ke keranjang,” kata Endah dalam keterangan tertulisnya kepada Bacaini.id, Kamis, 20 Juni 2024.
Proyek yang bekerja sama dengan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surabaya ini sudah beberapa kali diuji coba dan mendapat respon positif dari terapis maupun pasien. Menurut Endah, para terapis menyampaikan bahwa dengan alat ini para pasien yang sebelumnya enggan mengangkat tangan menjadi lebih bersemangat mengangkat tangan dan antusias menjalani terapi.
Inovasi ini sukses mengantarkan Endah dan kawan-kawan memperoleh hibah program Engineering Projects and Community Service (EPICS). Mereka berhak atas bantuan dana pengembangan teknologi, pemberian sesi pelatihan dengan profesional, serta bantuan non-profit lainnya. “Namun untuk tim kita (ITS) hanya menggunakan fasilitas pendanaan saja,” terang Endah.
Dengan hasil tersebut, tim yang digawangi Endah, Gede Aditra Pradnyana, Fayruz Rahma, Farah Zakiyah Rahmanti, dan Moch Iskandar Riansyah optimistis teknologi ini akan terus berkembang.
“Ini merupakan proyek mulia yang menjembatani teknologi dari kampus dengan masalah fisioterapi dunia,” kata Endah.
Penulis: Hari Tri Wasono