• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, November 9, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Lipstik Merah Jadi Penanda Perempuan Sundal di Abad Kuno

ditulis oleh Editor
02/03/2025
Durasi baca: 3 menit
Lipstik Merah Jadi Penanda Perempuan Sundal di Abad Kuno

Lipstik Merah Jadi Penanda Perempuan Sundal di Abad Kuno (foto ilustrasi/wikipedia)

Bacaini.ID, KEDIRI – Pemerah bibir sudah dikenal sejak 5000 tahun silam yang awalnya dibuat dari batu permata yang diremuk dan dioleskan pada bibir dan bagian wajah lain.

Pewarna bibir atau lipstik atau gincu diketahui bukan hanya pemanis penampilan, tapi juga merupakan tradisi kuno turun temurun, dengan berbagai tujuan.

Lipstik Era Kuno

Masyarakat Mesopotamia umumnya gemar bersolek. Orang-orang Sumeria kuno itu suka memakai leburan batu permata untuk pewarna bibir.

Pada era Mesir kuno, Cleopatra VII, menghancurkan serangga untuk menciptakan warna merah pada bibir.

Kitab Kamasutra juga menyebut pewarnaan bibir dari lak merah dan lilin lebah serta metode penggunaannya.

Orang Mesir kuno memakai lipstik untuk menunjukkan status sosial, bukan gender.

Mereka mengekstraksi pewarna merah dari alga, yodium, dan beberapa brom mannit, bahan pemutih kimia. Namun sialnya malah mendatangkan penyakit serius.

Lipstik dengan efek berkilau awalnya dibuat dengan menggunakan bahan mutiara yang terdapat pada sisik ikan.

Di China, pewarna bibir dibuat dari lilin lebah lebih dari 1000 tahun lalu. Di era Dinasti Tang (618-907 SM), penambahan minyak aroma diterapkan pada pewarna bibir.

Pada jaman Yunani Kuno, wanita penghibur diwajibkan memakai pigmen bibir merah untuk membedakan dengan wanita terhormat dari kelas atas.

Lipstik pada jaman Yunani kuno terbuat dari kombinasi pewarna merah, keringat domba, dan kotoran buaya.

Cikal bakal lipstik modern

Lipstik modern awal, adalah pewarna bibir padat yang dicetak, pada sekitar 5-12 Masehi.

Ditemukan oleh ahli bedah sekaligus ahli kosmetik, Abu Al-Qasim Al-Zahrawi pada era kejayaan Islam.

Lipstik dikemas dalam bentuk padat seperti tongkat parfum dengan cetakan khusus.

Dikutip dari Axiology Beauty pada abad ke-16, Inggris melalui Ratu Elizabeth menghidupkan kembali popularitas lipstik merah, setelah sempat dianggap tabu karena pengaruh Yunani.

Perempuan pemakai lipstik dianggap bukan perempuan baik-baik. Stigma pewarna bibir di Eropa cenderung lebih negatif.

Pada tahun 1700-an, pemakaian lipstik kembali menjadi masalah sosial di Inggris.

Lipstik merah dilarang karena perempuan menggunakan kosmetik dianggap sebagai alat untuk merayu laki-laki agar dinikahi

Lipstik dituduh sebagai media sihir yang digunakan perempuan untuk memikat laki-laki.

Undang-undang serupa berlaku di Amerika Serikat, di mana sebuah pernikahan dapat dibatalkan jika diketahui si wanita memakai lipstik merah selama masa pacaran.

Hingga akhir tahun 1800-an, sebagian besar lipstik dibuat sendiri, dibuat dengan pewarna merah tua yang diekstraksi dari serangga yang disebut cochineal.

Lipstik pertama yang diproduksi secara komersial ditemukan pada tahun 1884 oleh pembuat parfum Perancis.

Lipstik diformulasikan dari kombinasi lemak rusa, minyak jarak, dan lilin lebah. 

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: ginculipstiklipstik merahmerahperempuan sundalpewarna bibir
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Ratusan Santri Ponpes Wali Barokah Jalani Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Ratusan Santri Ponpes Wali Barokah Jalani Pemeriksaan Gigi dan Mulut

penolakan soeharto pahlawan

Beredar 5 Alasan Soeharto Bukan Pahlawan

balita blitar tewas kesetrum trafo pln

Balita di Blitar Tewas Kesetrum Trafo PLN, Polisi Buktikan Kelalaian

  • Gawat, Kurang Dari Seminggu 474 Kasus Covid Baru Muncul di Kediri

    Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar 5 Alasan Soeharto Bukan Pahlawan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dosa Soeharto Pada NU yang Membuat Gus Mus Tolak Gelar Pahlawan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Balita di Blitar Tewas Kesetrum Trafo PLN, Polisi Buktikan Kelalaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • OTT KPK Terhadap Bupati Ponorogo Terkait Mutasi Jabatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112