KEDIRI – Warga Desa Puhjajar, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri melakukan pelatihan pengolahan limbah singkong. Pemateri dalam hal ini adalah salah satu Co Founder Tani Ramen Budaya (TRB) Creative dari Jogjakarta. Selasa 22 Desember 2020.
Founder TRB Creative Dimas Bagus mengatakan, dalam prosesnya, pupuk organik yang dibuat dari limbah singkong harus ditambah dari bahan lain seperti kotoran sapi, garam, kapur dan arang sekam.
“Jadi pak Kades mengajukan surat pada kami untuk melakukan pelatihan di sini meminimalisir limbah singkong,” kata Dimas pada Bacaini.id, Selasa, 22 Desember 2020.
Dia juga mengatakan, proses pembuatan pupuk ini memerlukan waktu singkat, sekitar satu jam. Berbeda dengan pembuatan pupuk yang menggunakan teori komposting dengan waktu lama, sekitar 21 hari. Selain itu, menurut Dimas pupuk buatan ini lebih sesuai jika digunakan oleh warga desa Puhjajar. “Selain mudah dan cepat, olahan limbah ini akan bermanfaat untuk warga yang lain,” katanya.
Dimas mengatakan, limbah pekerja kerupuk ketela yang diolah dengan tambahan kotoran sapi, sekaligus untuk menggunakan kotoran tersebut menjadi manfaat bagi peternak. Setelah menjadi pupuk, bisa kembali digunakan untuk pertanian, khususnya pada petani ketela sebagai bahan dasar dari kerupuk itu sendiri. Yang berarti bahwa keuntungan dari olahan limbah tersebut, kembali lagi pada masyarakat bahkan secara lebih luas.
Dimas mengatakan, peserta dalam pelatihan tersebut adalah puluhan warga desa Puhjajar yang sangat antusias selama proses pelatihan.Terlihat dari seragam yang mereka pakai ketika kegiatan pelatihan, tentu sudah dipersiapkan sebelumnya. Sekaligus menjadi bukti bahwa mereka sangat membutuhkan pelatihan ini.
Lebih lanjut Dimas mengatakan tidak ada kendala dalam kegiatan pelatihan. Karena sebelumnya sudah dilakukan diskusi terkait dengan kendala yang mereka keluhkan. Setelah itu praktek pelatihan langsung dilakukan setelah diberi contoh dalam proses pembuatan pupuk organik tersebut.
“Ini murni dari kepedulian kami. Sebagai edukasi bahwa limbah yang memungkinkan untuk didaur ulang, bisa kita gunakan untuk menjadi manfaat dengan memberdayakan masyarakat,” tutup Dimas.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet