Bacaini.ID, KEDIRI – Popularitas lagu Donna Donna meluas ke penikmat musik di Indonesia setelah kolaborasi Riri Riza dan Mira Lesmana sukses menggarap Film Gie (2005).
Sebuah film biografi tentang Soe Hok Gie. Aktivis 1966, salah satu motor pelawan kekuasaan Soekarno yang diperankan oleh aktor Nicholas Saputra.
Disenandungkan Sita Nursanti dengan petikan gitar, lagu Donna Donna mencuri perhatian. Pada setiap lantunan liriknya terdengar merintih-rintih.
On a wagon bound for market,
There’s a calf with a mournful eye,
High above him there’s a swallow,
Winging swiftly through the sky.
How the winds are laughing,
They laugh with all the their might,
Laugh and laugh the whole day through,
And half the summer’s night.
Cerita Yahudi yang dihabisi
Lagu Donna Donna dipopulerkan oleh Joan Baez pada tahun 1960. Baez merupakan penyanyi balada perempuan asal Amerika Latin.
Suara Baez dalam petikan gitar bertempo datar terdengar menyayat. Menyedihkan. Mengharukan. Memilukan.
Sita Nursanti pada soundtrack Film Gie mampu melantunkan Donna Donna dalam cengkok latin secara cemerlang.
Diciptakan pada tahun 1941. Pengarang lagu Donna Donna adalah dua orang keturunan Yahudi: Shalom Secunda, komposer Amerika, yahudi keturunan Ukraina dan Aaron Zeitlin.
Lirik aslinya adalah Dana, yang dalam bahasa Ibrani berakar dari Adonai. Artinya manusia yang meminta pertolongan Tuhan (berdoa).
Metafora yang dipakai dalam lirik Donna Donna adalah anak sapi atau sapi, binatang yang dalam tradisi umat Yahudi jadi simbol suci.
Stop complaining!,” said the farmer,
Who told you a calf to be?,
Why don’t you have wings to fly with?,
Like the swallow so proud and free.
Lagu Donna Donna lahir pada masa kejayaan Nazi Jerman. Cerminan hidup kaum Yahudi yang penuh kesengsaraan.
7 tahun sebelum berdiri Negara Israel (14 Mei 1948) dan kemudian menindas bangsa Palestina, hari-hari mereka hanya menanti giliran dihabisi secara massal.
Serupa sapi-sapi yang digiring menuju jagal pembantaian. Yang bisa mereka lakukan hanya berdoa, berharap datangnya pertolongan Tuhan.
Calves are easily bound and slaughtered,
Never knowing the reason why..
Penulis: Solichan Arif