JOMBANG – Kunjungan Bupati Jombang Mundjidah Wahab ke kawasan banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang diwarnai aksi protes warga. Mereka mengeluhkan lambannya penanganan banjir yang sudah hampir dua minggu merendam rumah warga.
Dengan nada emosi para korban banjir ini marah hingga teriak dan memaki bupati bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Sejumlah aparat langsung mengamankan warga untuk menjauh dari lokasi kunjungan bupati.
Kunjungan ini baru dilakukan pertama kali oleh Bupati Jombang ke lokasi banjir. Didampingi sejumlah unsur pimpinan daerah dan ketua Badan Penanganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang.
baca ini : Ratusan Rumah di Jombang Terendam Banjir
“Ini sudah memasuki hari ke 13 air tidak kunjung surut bahkan cenderung bertambah saat hujan turun,” ujar Siti Fatimah kepada Bacaini.id, Rabu, 13 Januari 2021.
Menurut Fatimah pemerintah lamban melakukan penanganan banjir yang sudah melanda rutin setiap tahun ini. Apalagi di tahun ini, kondisi banjir lebih parah dan menyengsarakan warga. Tercatata saat ini ada sekitar 300 rumah terendam banjir dengan ketinggian antara 15 hingga 25 centimeter di dalam rumah.
baca ini Ponari Dukun Cilik Jombang Kini Punya Anak
Fatimah mengaku saat ini air masih belum surut meskipun sudah hampir dua minggu mengenangi pemukiman. Dampaknya warga terus mengalami kesulitan untuk beraktivitas. Pasalnya banjir telah melanda selama lebih dari 10 hari. Sejumlah warga terpaksa di ungsikan ke lokasi aman saat hujan turun dan air kembali meninggi.
Selain merendam pekarangan dan pemukiman banjir langganan yang disebabkan luapan Sungai Avur Ngotok, ring kanal yang melintasi desa tersebut juga merendam hektaran lahan pertanian. seluruh aktifitas warga terganggu. Banjir juga sudah merusak kawasan pertanian yang menjadi sumber penghasilan warga di kawasan perbatasan dengan Mojokerto tersebut.
baca ini : Banjir Kota Kediri Diduga Akibat Endapan Gorong-Gorong
Sementara itu menanggapi hal tersebut Bupati Munjidah mengaku sudah berupaya maksimal membantu warga mengatasi banjir di Desa Jombok ini. Namun hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Jombang belum bisa berbuat banyak karena sumber utama penyebab banjir dari sungai avur yang menjadi wewenang BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas. “Kita terus melakukan koordinasi dengan BBWF Brantas agar dilakukan langkah langkah supaya banjir tidak selalu terulang,” ujarnya di sela melakukan pemantauan kondisi banjir.
Bupati menambahkan pemerintah telah melakukan banyak langkah meringankan beban warga yang dilanda banjir. Mulai pendirian dapur umum, bantuan makanan serta air bersih hingga kesiap siagaan tim kesehatan di lokasi.
Penulis : Syailendra
Editor : Karebet