Bacaini.ID, KEDIRI – Ada banyak penelitian yang menyebut kebahagiaan manusia yang mengacu pada usianya digambarkan seperti kurva U.
Puncak kebahagiaan terjadi pada masa muda dan usia tua. Sementara titik rendahnya di usia paruh baya, yang dimulai sekitar 40-an hingga 50-an.
Di usia inilah seseorang akan mengalami fase krisis paruh baya. Fase di mana kesejahteraan emosional seperti diuji kembali.
Namun dalam masa itu terdapat juga fase ‘midlife slump’. Secara harfiah, midlife slump diartikan sebagai penurunan kesehatan mental paruh baya.
Berbeda dari krisis paruh baya, midlife slump adalah ‘gejala’ dari krisis paruh baya. Fase ketika seseorang secara alami mengalami penurunan kesejahteraan sosial secara perlahan.
Tanda-tanda fase midlife slump
Dikutip dari Don’t Change Much, beberapa tanda midlife slump di antaranya:
• Tidur lebih lama atau lebih sedikit dari biasanya
• Meningkatnya perasaan kesepian
• Meningkatnya pikiran tentang penyesalan pada hal yang sudah berlalu, dan refleksi terus-menerus tentang hidup
• Perasaan bahwa ada sesuatu yang hilang
• Merasa terjebak dalam kebiasaan
Jonathan Rauch dalam bukunya The Happiness Curve secara tegas menyatakan bahwa fase midlife slump adalah normal dan terjadi pada semua individu.
Fase ini adalah proses bertumbuh manusia untuk mempersiapkan diri menghadapi fase-fase hidup selanjutnya.
Cara atasi midlife slump
• Jika merasa buntu, tidak berkembang atau merasa ‘begini begini saja’, mulai dengan perubahan kecil.
Mengambil rute jalan yang berbeda saat berangkat kerja, mengganti style fashion, mencoba olahraga baru atau hal kecil lain.
Dengan melakukan sesuatu di luar kebiasaan, ini akan membantu setidaknya mengatasi kebosanan pada rutinitas hidup.
• Ciptakan lebih banyak “pengalaman pertama” dalam hidup. Pengalaman pertama pada berbagai hal, dapat merangsang otak untuk terus merasa bersemangat dan bahagia.
Jika tidak pernah berangkat kerja menggunakan angkutan umum, cobalah sesekali. Atau belum pernah mencoba resto termahal di kota, kunjungi.
Berkali-kali melewati museum tapi tidak pernah memasukinya, sesekali cobalah datang dan eksplor museum tersebut.
• Me time, beri waktu diri sendiri untuk menikmati hidup tanpa pasangan atau anak-anak.
Untuk sejenak, berikan waktu pada diri sendiri melepas beban pikiran pada tanggung jawab. Ini juga akan membantu mengatasi kecemasan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif