Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Seorang pemuda di Tulungagung memodifikasi sepeda motornya menjadi sebuah warung kopi keliling. Kreatifitas ini muncul karena keterbatasan modal dan lahan untuk membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Konsep unik kopi motoran yang dicetuskan oleh seorang pemuda bernama Yasfitama ini nyatanya menarik minat banyak orang. Sasaran yang ditetapkannya pun tepat. Kopi motoran biasa magrok di pinggir persawahan, syahdu bagi para penikmat kopi.
“Memang konsep warung kopi keliling yang saya tawarkan adalah menikmati kopi di pinggir sawah, sambil melihat pemandangan Gunung Budeg,” ujar pria asal Desa Pagersari, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung itu kepada Bacaini.id, Sabtu, 21 Januari 2023.
Meski masih baru berjalan, kopi motoran sudah banyak digandrungi oleh pemuda-pemudi Tulungagung bahkan juga dari luar Tulungagung. Dalam satu hari buka mulai pukul 14.00 – 19.00 WIB, sedikitnya sekitar 20 hingga 50 pembeli yang melarisi dagangannya.
“Kalau sampai malam di sini tidak ada penerangan. Belum lagi saat cuaca hujan, otomatis pengunjung juga tidak ada. Ya itu kendalanya,” terangnya.
Yasfi bercerita jika usaha kopi motoran dimulainya sejak bulan Desember 2022 lalu. Awalnya dia ingin membuka usaha warung kopi, namun ternyata modalnya belum cukup. Keinginan itu memaksanya berpikir keras, hingga akhirnya muncul ide membuat warung kopi dengan memodifikasi sepeda motor miliknya.
“Jadi motor sudah saya modifikasi, ada mini barnya, tempat masak air dan penyimpanan bahan juga alat memasak,” sebutnya.
Pria 22 tahun itu mengaku bahwa dia pernah menjalankan kopi motoran hingga ke luar kota bahkan ke luar provinsi. Selain ingin mencari pasar baru, Yasfi ingin mencari pengalaman interpreneur.
“Dalam beberapa event tertentu, saya juga ikut berjualan menggunakan motor saya. Mulai dari Kediri, Sragen hingga Tawangmangu,” pamer Yasfi.
Yasfi berharap, usaha minimalis ini menjadi batu loncatan untuk mengembangkan usahanya kelak. Dia juga masih berkeinginan mendapat lahan atau tempat untuk membuka warung kopi.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira