Bacaini.id, KEDIRI – Seorang jurnalis yang berkolaborasi dengan peneliti menggelar pameran foto anggrek asal Papua. Sedikitnya ada 25 foto dipamerkan dalam event tersebut, dengan diantaranya merupakan jenis anggrek baru yang belum memiliki nama.
Project penelitian ini dilakukan oleh Yuda Rehata Yudhistira, seorang fotografer alam dan taksonom bersama Titik Kartitiani, jurnalis senior sekaligus penulis buku lingkungan di Pegungan Arfak, Papua Barat. Didanai Pulitzer Center, mereka menembus belantara hutan Papua selama 12 hari untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan keragaman hayati, khususnya anggrek.
“Kita eksplorasi keluar masuk hutan dari hari ke hari. Pagi kita masuk hutan, sore kita baru keluar dari hutan,” kata Yuda dalam pembukaan pameran foto ‘The Autopsy of Papua Orchids’ di Caffe Station Kota Kediri, Senin, 11 Juli 2022.
Menurut Yuda, pegunungan Arfak di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl memiliki keanekaragaman anggrek. Bahkan terdapat beberapa jenis anggrek yang baru pertama kali dilihat, meski sudah banyak taksonom yang datang ke sana sejak abad 19. “Ada tujuh spesies terindikasi undiscribe yang saat ini masih kita pelajari dan saya yakin masih banyak jenis anggrek baru yang belum ditemukan,” terangnya.
Yuda menambahkan pameran dan penelitian ini penting untuk ilmu pengetahuan sekaligus mendata keanekaragaman hayati di Papua. Hal ini sesuai dengan minatnya yang menaruh konsentrasi pada penelitian di pulau-pulau terpencil. Setelah ke Papua, rencananya Yuda akan menjelajah Nusa Tenggara Timur untuk mengidentifikasi anggrek di sana.
Sementara itu, Titik Kartitiani berharap kerja-kerja para taksonom dan penemuan mereka bisa ‘dibumikan’ dengan narasi yang egaliter. “Sudah banyak publikasi jurnal taksonom Indonesia yang menemukan anggrek jenis baru, namun pembacanya hanya kalangan terbatas,” kata Titik.
Dengan adanya pameran foto ini, Titik berharap akan lebih banyak lagi jurnalis yang bisa berkolaborasi dengan para peneliti. Dengan mengenal secara langsung di lapangan, jurnalis juga bisa menjembatani informasi kepada publik dengan presisi. “Harapannya makin banyak pembaca yang mengenal keragaman hayati, masyarakat juga bisa semakin sadar dengan konservasi hutan hujan tropis di Indonesia,” ujarnya.
Pameran foto ‘The Autopsy of Papua Orchids’ akan berlangsung selama tiga hari, mulai 11 Juli 2022 sampai 13 Juli 2022.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira