• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, May 22, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Kisah Pemilu 1955 di Kediri, Gesekan PKI dan PNI Berebut Dukungan Dukun dan Kades

ditulis oleh Editor
17/01/2024
Durasi baca: 3 menit
528 28
1
Kisah Pemilu 1955 di Kediri, Gesekan PKI dan PNI Berebut Dukungan Dukun dan Kades

Kisah Pemilu 1955 di Kediri, Gesekan PKI dan PNI Berebut Dukungan Dukun dan Kades. (foto/ist)

Bacaini.id, KEDIRI – Partai Komunis Indonesia (PKI) di wilayah eks karsidenan Kediri Jawa Timur menang besar. Selain dari wilayah Kediri, kemenangan suara PKI di Pemilu 1955 banyak disumbang dari wilayah Blitar.

Perolehan suara PKI mencapai 457.000 suara yang itu mengungguli tiga partai besar lainnya. Hanya Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang berhasil menempel ketat, yakni memperoleh dukungan suara 455.000 suara.

Sedangkan NU dan Masyumi masing-masing hanya memperoleh 366.000 suara dan 155.000 suara. PKI dan PNI diketahui memiliki basis massa serupa, yakni kaum abangan atau non santri.

Seperti halnya Masyumi dan NU yang berebut suara santri, dalam Pemilu 1955 PKI dan PNI bersaing ketat memperebutkan suara golongan abangan. Bagaimana persaingan ketat itu terjadi?

Peneliti asing Herbert Feith dalam buku Pemilihan Umum 1955 di Indonesia (1971) menyebut, PKI dan PNI mencari dukungan terutama dari orang-orang yang punya pengaruh atas golongan abangan.

Pada konteks pedesaan, ada tiga kekuatan besar yang didekati tokoh-tokoh PKI dan PNI. Pertama adalah lurah atau kepala desa serta pejabat bawahannya, pamong desa.

“Yang di kebanyakan daerah merupakan keturunan jauh dari kalangan bangsawan dan pemilik tanah,” tulisnya.

Kekuatan besar kedua adalah paranormal, dukun, orang yang dianggap memiliki kekuatan gaib, guru kebatinan, tabib, peramal dan ahli jimat.

Kemudian juga kelompok seniman tradisional Jawa, pemain sandiwara dan penari, dalang wayang dan guru silat.

Kekuatan ketiga yang didekati PKI dan PNI adalah kelompok pemuda yang belum berkedudukan dengan fungsi sosial yang tidak jelas namun sering terlibat dalam tugas sebagai anggota penjaga keamanan desa.

Kelompok pemuda ini meliputi bekas gerilyawan yang setengah menganggur, bekas murid sekolah menengah yang tidak tamat, guru desa, berbagai kelompk lain yang pernah mengenyam pendidikan Barat sekedarnya dan cenderung berontak terhadap tradisi desa.

“Meski tidak semua anggota kelompok ini berusia muda, semuanya dianggap pemuda”.

Pada masa kampanye Pemilu 1955, banyak lurah atau kades serta bawahannya lebih condong ke PNI daripada PKI. Mereka memilih PNI lantaran merasa sebagai bagian golongan priyayi.

Kemudian secara material (harta) dan kebergantungan pada kekuasaan pamong praja yang umumnya dikuasai PNI. Namun kendati demikian tidak sedikit kades dan pamong yang mengalami perpecahan pilihan politik.

Kalau PKI mendapat dukungan besar dari warga desa, kades atau lurah akan memutuskan memilih PKI. Hal itu berkaitan dengan kepentingan Pilkades mendatang.

Sedangkan kelompok dukun dan seniman relatif terbagi rata, yakni sama-sama mendukung PKI dan PNI. Yang berbeda adalah kelompok pemuda yang belum berkedudukan.

Meski PNI dan partai lain sudah sekuat daya menarik perhatian, para pemuda lebih condong ke PKI. Apalagi PKI memiliki ounderbow partai yang bernama Pemuda Rakyat.

Pada Pemilu 1955 peranan uang untuk mendapatkan suara sudah mengambil peranan. Melihat manuver selama kampanye serta pembangunan jaringan politik yang dilakukan, PNI dan PKI dinilai telah merogoh kocek yang besar.

Kemudian sumber dana Masyumi cukup besar dan NU tergolong paling tidak banyak namun kuat pada sumber daya sosial. Pada Pemilu 1955 diketahui sumber dana tidak lebih penting dari kepemilikan sumber daya sosial.

“Penggunaan dana hanya bisa efektif jika dikaitkan dengan sumberdaya sosial,” demikian dikutip dari Pemilihan Umum 1955 di Indonesia.

Tidak hanya di wilayah eks Karsidenan Kediri. Di eks karsidenan Madiun dan Bojonegoro, PKI mengungguli PNI dan bahkan di Madiun unggul telak dengan perolehan 447.000 suara.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: gesekan PKI dan PNIMasyumiNUPemilu 1955PKIPNI
Advertisement Banner

Comments 1

  1. Pingback: PBNU dan Kubu Ganjar Sepakat Tak Beri Ruang Kelompok Radikal Dalam Pilpres - Bacaini.id

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Cek Lokasi, Pemkab Kediri Siapkan Langkah Penanganan Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Mojo

Cek Lokasi, Pemkab Kediri Siapkan Langkah Penanganan Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Mojo

Korban Banjir di Mojo Terus Dicari, Mas Dhito Berharap Mbah Tekad Segera Ditemukan

Korban Banjir di Mojo Terus Dicari, Mas Dhito Berharap Mbah Tekad Segera Ditemukan

Mbak Wali Jadi Pembicara Lokakarya Nasional UI Green City Metric, Paparkan Kota Berkelanjutan pada Bidang Akses dan Mobilitas

Mbak Wali Jadi Pembicara Lokakarya Nasional UI Green City Metric, Paparkan Kota Berkelanjutan pada Bidang Akses dan Mobilitas

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15268 shares
    Share 6107 Tweet 3817
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16570 shares
    Share 6628 Tweet 4143
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10854 shares
    Share 4342 Tweet 2714
  • Eks Kapolres Trenggalek Terungkap Bawa Arca Durga ke Bogor

    2795 shares
    Share 1118 Tweet 699
  • Warna Bulu Kucing Ternyata Menunjukkan Wataknya

    4956 shares
    Share 1982 Tweet 1239

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist