• Login
  • Register
Bacaini.id
Tuesday, December 9, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Ki Anom Suroto, Dalang Penembus 5 Benua Tutup Usia

ditulis oleh Redaksi
23 October 2025 17:32
Durasi baca: 2 menit
Ki Anom Suroto, Dalang Penembus 5 Benua Tutup Usia

Ki Anom Suroto. foto: istimewa

Bacaini.ID, KEDIRI— Dunia seni pedalangan Indonesia berduka. Ki Ageng H. Anom Suroto Lebdo Nagoro, atau yang akrab dikenal sebagai Ki Anom Suroto, meninggal dunia pada Kamis pagi pukul 07.00 WIB di Rumah Sakit dr. Oen Kandang Sapi, Solo.

Dalang kondang tanah air ini menghembuskan nafas terakhir setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari akibat komplikasi jantung. Ki Anom Suroto wafat pada usia 77 tahun, meninggalkan seorang istri, delapan anak, dan 18 cucu.

Jenazahnya disemayamkan di Kebon Seni Timasan, Makamhaji, Kartasura, sebelum dimakamkan di Makam Depokan Juwiring, Klaten, pada Kamis Pon sore pukul 15.00 WIB.

Lahir dari Tradisi, Tumbuh Menjadi Maestro

Ki Anom Suroto lahir pada 11 Agustus 1948 di Klaten, Jawa Tengah, dari keluarga dalang. Sejak kecil, ia telah akrab dengan dunia wayang kulit dan mulai menunjukkan bakatnya dalam seni pedalangan. Kariernya melesat sejak dekade 1970-an, dikenal karena gaya penceritaan yang halus, suara yang khas, dan kemampuannya menghidupkan karakter wayang dengan penuh jiwa.

Kemampuannya mendalang tidak hanya tersohor di dalam negeri. Permainan wayang kulit Ki Anom Suroto menembus lima benua di belahan dunia untuk memperkenalkan wayang kulit di panggung internasional.

Atas dedikasinya pada kesenian tradisional, Ki Anom Suroto mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro dari Keraton Surakarta, sebuah pengakuan atas dedikasinya dalam melestarikan budaya Jawa.

Ia juga dikenal sebagai pelopor dalam menyisipkan isu-isu kontemporer ke dalam lakon klasik, menjadikan pertunjukan wayangnya relevan dan reflektif terhadap kondisi sosial.

Kemampuannya mendalang menurun kepada putranya, Jatmiko dan Bayu Aji Pemungkas. Mereka mengikuti jejak sang ayah sebagai dalang, dan menjadikan keluarga ini sebagai dinasti pedalangan modern.

Sepanjang hidupnya, Ki Anom Suroto aktif dalam pelestarian budaya Jawa. Ia mendirikan sanggar seni, membina generasi muda, dan menjadi rujukan dalam dunia pedalangan. Ia juga dikenal sebagai dalang yang mampu menjembatani tradisi dengan isu-isu kontemporer, menjadikan pertunjukan wayangnya sarat makna dan refleksi sosial.

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan seniman, dan masyarakat pecinta budaya. Pemerintah daerah dan komunitas seni turut menyampaikan belasungkawa atas wafatnya tokoh besar yang telah mengharumkan nama bangsa.

Penulis: Hari Tri Wasono

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: dalangkesenian tradisionalki anom surotowayang kulit
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

rambut gondrong lelaki nusantara

Rambut Gondrong Jadi Ciri Khas Lelaki Nusantara, Kolonial yang Beri Stigma Negatif

kemenag jombang dilaporkan

Kemenag Jombang Dilaporkan Kejaksaan di Hari Anti Korupsi

Bupati Aceh Selatan Minta Maaf, Warganet Salfok Sebutan Haji

Bupati Aceh Selatan Minta Maaf, Warganet Salfok Sebutan Haji

  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resep Semur Warisan Kelas Sosial Makmur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resep Sate Kelapa yang Aduhai, Abaikan Asal-usulnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist