• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, June 26, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Kesaksian Melihat Langsung Korban Petrus di Kediri

ditulis oleh redaksi
15/07/2022
Durasi baca: 3 menit
726 54
0
Kesaksian Melihat Langsung Korban Petrus di Kediri

Salah satu korban petrus. Foto: watchdog documentary

Bacaini.id, KEDIRI – Kegaduhan terjadi di Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Langit masih gelap saat orang-orang berjalan ke utara, melintas di depan rumahku.

“Enek petrus,“ kata mereka berulang-ulang. Makin lama jumlah orang yang berseliweran makin banyak. Tak sadar kakiku ikut melangkah keluar rumah mengikuti mereka.

Tiba di perempatan Sukorame, rombongan itu berbelok ke barat menuju arah Goa Selomangleng. Aku tetap membuntuti mereka dengan mengenakan sandal jepit. Berjalan dengan orang-orang yang sebagian kukenal.

Dari jauh terlihat kerumunan orang di pinggir jalan. Rupanya itu adalah tujuan para pejalan kaki yang kuikuti. Sayangnya, tubuhku yang kecil tak mampu menyeruak kerumunan untuk melihat apa yang terjadi. Kala itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar pada tahun 1980an.

Setelah cukup lama menunggu, satu per satu dari kerumunan itu pergi. Berbalik ke rumah masing-masing sambil bergumam “petrus”. Aku makin penasaran.

Sampai giliranku merangsek ke depan, terlihatlah pemandangan aneh. Sebuah gundukan terbungkus tikar pandan warna coklat tergeletak di aspal. Aku masih belum mengetahui isi di balik tikar itu sampai akhirnya melihat dua telapak kaki manusia menyembul di ujung gulungan.  

Ujung kaki itu terlihat hingga di atas mata kaki. Warna telapaknya sangat pucat. Dua kaki itu berposisi sangat rapat karena terikat tali tambang. Cukup lama aku memandang kaki itu hingga masih mengingatnya sampai sekarang.

Ukuran gulungan tikar itu cukup besar dan panjang, menggambarkan perawakan si mayat saat masih hidup. Sebuah noda air berwarna merah kehitaman merembes dari sela rajutan tikar. Orang-orang menyebutnya sebagai darah.

Aku baru beranjak dari tempat itu setelah kakak perempuanku menyusul, “Ndang muleh, selak sekolah”.

Sampai di rumah semua orang masih membicarakan kejadian itu. Ibuku bilang petrus adalah penembak misterius yang membunuh para penjahat. Biasanya mayat mereka dibuang di sembarang tempat dengan cara ditukar. Misalnya penjahat asal Nganjuk dibuang di Kediri. Demikian pula sebaliknya.

Sementara kakak sepupuku menyebut mayat itu dijatuhkan dari atas truk begitu saja. Tidak ada yang mengenali siapa pengemudinya. Kendaraan itu pergi dengan meninggalkan mayat di pinggir jalan. Wargalah yang berinisiatif menutupinya dengan tikar pandan.

Perbincangan soal petrus berlanjut hingga ke dalam sekolah. Semua siswa masih membicarakan mayat laki-laki yang diduga tewas dengan luka tembak di dada. Menurut pak guru, mayat itu sudah dikubur di pemakaman Dempul dekat Pondok Pesantren Lirboyo. Tempat itu dikenal sebagai lokasi pemakaman mayat tak dikenal alias Mr X.

Operasi Militer

Presiden Soeharto dalam otobiografinya berjudul Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya menyebut jika petrus adalah upaya pemerintah untuk membasmi pelaku kejahatan di Indonesia. Mereka yang dibunuh adalah para penjahat yang meresahkan masyarakat.

Masalah yang sebenarnya adalah bahwa kejadian itu didahului oleh ketakutan yang dirasakan oleh rakyat. Ancaman-ancaman yang datang dari orang-orang jahat, perampok, pembunuh, dan sebagainya terjadi. Ketentraman terganggu. Seolah-olah ketentraman di negeri ini sudah tidak ada. Yang ada seolah-olah hanya rasa takut saja.

Orang-orang jahat itu sudah bertindak melebihi batas perikemanusiaan. Umpamanya saja, orang tua sudah dirampas pelbagai miliknya, kemudian masih dibunuh. Itu kan sudah di luar kemanusiaan. Kalau mengambil, ya mengambillah, tetapi jangan lantas membunuh.

Kemudian ada perempuan yang diambil kekayaannya dan si istri orang lain itu masih juga diperkosa oleh orang jahat itu, di depan suaminya lagi. Itu sudah keterlaluan! Apa hal itu mau didiamkan saja? Dengan sendirinya kita harus mengadakan treatment, tindakan yang tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya, harus dengan kekerasan.

Buku yang ditulis oleh G. Dwipayana dan Ramadhan K.H. itu juga menyebut mayat pelaku kejahatan tersebut ditinggalkan begitu saja untuk shock therapy atau terapi goncangan. Agar masyarakat memahami jika masih ada tindakan tegas bagi pelaku kejahatan di negeri ini. Soeharto meyakini tindakan ini akan bisa meredam aksi-aksi kejahatan di masyarakat.

Tim Ad Hoc Penyelidikan Pelanggaran HAM menyebut jumlah korban petrus sepanjang tahun 1982 – 1985 itu mencapai lebih dari 10.000 orang. Sedangkan pengaduan yang diterima Komnas HAM sebanyak 2.000 orang lebih.

Penulis: Hari Tri Wasono

Tonton video:

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: Kediriorde barupetrussoeharto
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Suap Jadi Godaan Terbesar Polisi, Kata Jenderal Hoegeng

Suap Jadi Godaan Terbesar Polisi, Kata Jenderal Hoegeng

Indonesia di Antara 50 Negara Paling Damai di Dunia 2025

Indonesia di Antara 50 Negara Paling Damai di Dunia 2025

Libur Sekolah Piknik ke Pantai Mutiara Trenggalek, Ini Daya Tariknya

Libur Sekolah Piknik ke Pantai Mutiara Trenggalek, Ini Daya Tariknya

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15351 shares
    Share 6140 Tweet 3838
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16584 shares
    Share 6634 Tweet 4146
  • Insiden Makan Siang Wapres Gibran di Blitar: Paspampres Halau 3 Mahasiswa

    1114 shares
    Share 446 Tweet 279
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10859 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Warna Bulu Kucing Ternyata Menunjukkan Wataknya

    4961 shares
    Share 1984 Tweet 1240

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112