Bacaini.ID, KEDIRI – Beberapa waktu lalu publik dihebohkan peristiwa pembunuhan oleh seorang remaja belia terhadap keluarganya.
Remaja itu tega menghabisi ayah dan neneknya. Sedangkan ibunya yang juga terluka parah, beruntung berhasil meloloskan diri.
Peristiwa kriminal ini mengejutkan publik. Apalagi pelaku sebelumnya dikenal memiliki kepribadian yang baik.
Menurut Mark Nizewich, pakar hukum masalah kriminal di Amerika Serikat, ada beberapa faktor di luar masalah kejiwaan yang bisa mendorong remaja dan anak-anak melakukan tindakan kriminal.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Salah satu alasan paling luas dan utama kejahatan remaja adalah terjadinya kekerasan di rumah.
Rumah adalah tempat anak belajar menjadi pribadi seperti apa. Jika hanya kekerasan yang mereka temui, mereka sendiri akan berubah menjadi orang yang melakukan kekerasan.
Dalam banyak kasus, anak tidak tahu mengapa mereka mengalami kekerasan dan bagaimana cara melindungi diri dari kekerasan tersebut.
Hal ini dapat mengakibatkan tindakan kriminal kecil yang mencakup mengutil atau melanggar peraturan lalu lintas.
Anak-anak mungkin akan menyerang orang lain di sekitar mereka atas apa yang mereka alami di rumah.
Anak-anak seperti ini cenderung memiliki sikap tidak peduli atau kurang empati.
Kurang Bimbingan dan Perhatian
Ketidakhadiran wali atau orang tua secara intens merupakan faktor utama lain yang menyebabkan meningkatnya kejahatan di kalangan remaja.
Kebanyakan kasus kejahatan remaja, mereka adalah anak dari orang tua yang mempunyai banyak permasalahan yang menyebabkan mereka abai pada anaknya.
Pengasuhan dilakukan di rumah, di mana anak diajari perbedaan antara benar dan salah. Jika panutan tidak ada dalam keseharian, kemungkinan besar anak akan mengambil keputusan yang salah.
Selain itu, media juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kejahatan remaja. Kurangnya pengawasan dan paparan konten di berbagai media membuatnya meniru.
Karena tidak ada kemampuan untuk membedakan mana yang salah dan benar, mereka melakukan apa yang menarik tanpa mengetahui konsekuensinya.
Kualitas Pendidikan Kurang
Sekolah yang baik akan memperhatikan siswanya dan menerapkan disiplin yang sehat.
Kebanyakan sekolah, karena keterbatasan tenaga dan dana, tidak memiliki peraturan yang diperlukan dalam program pendidikan karakter.
Hasilnya, anak akan bertindak sendiri untuk melindungi diri dari lingkungan yang tidak tertib.
Seperti diketahui, banyak kasus perundungan terjadi di sekolah-sekolah karena kurangnya pengawasan dan lingkungan yang kurang peduli pada masalah moral.
Kurangnya Disiplin Akademik
Performa anak di sekolah, baik dalam hal kehadiran maupun nilai, merupakan penyebab besar terjadinya kejahatan remaja.
Tanggung jawab untuk ini ada pada wali. Bersekolah lebih dari sekedar menimba ilmu. Pergi ke sekolah mendorong gaya hidup sehat bagi seorang anak, mulai dari bangun tidur, persiapan ke sekolah, belajar, dan pulang ke rumah.
Rutinitas ini membantu membangun kebiasaan dan disiplin yang sehat. Tidak bersekolah secara teratur mengakibatkan lebih banyak waktu luang untuk melakukan aktivitas berbahaya.
Jika anak dibiarkan tumbuh dengan mengabaikan aturan utama yaitu pendidikannya, mereka akan menjadi tidak menghormati peraturan masyarakat lainnya.
Narkoba
Mengonsumsi zat-zat tersebut di rumah atau mendapatkannya dari lingkungan adalah alasan mengapa beberapa anak tidak dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang normal.
Paparan terhadap zat-zat tersebut menyebabkan ketergantungan dan pada akhirnya mereka akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kecanduannya.
Potensi melakukan tindakan kriminal karena faktor ini sangat besar.
Mungkin awalnya hanya dilakukan di dalam rumah, namun ketika kebutuhan pada konsumsi zat adiktif terus meningkat, remaja tak akan segan bertindak kriminal di masyarakat secara luas.
Lingkar Pertemanan yang Salah
Lingkungan sosial anak sangat berpengaruh pada keputusan-keputusan yang mereka ambil.
Orang tua yang terlalu mengontrol, lebih berpotensi menciptakan anak yang memilih pergaulan salah untuk melampiaskan ketidakpuasannya pada orangtua.
Pun demikian, orang tua yang tidak hadir dalam masa pertumbuhan maupun terlalu longgar dalam disiplin, membuat anak tidak dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar.
Anak memilih untuk mengikuti circle mereka agar merasa terkendali dan terlindungi. Dan untuk menjadi bagian dari kelompok yang dipilihnya, anak mungkin harus beradaptasi dengan aktivitas kelompok tersebut, baik itu narkoba maupun kejahatan.
Faktor Sosial Ekonomi
Meskipun kejahatan terjadi di semua lingkungan, terdapat lebih banyak kasus kejahatan di daerah miskin.
Anak-anak yang tinggal di wilayah tersebut melakukan kejahatan seperti mencuri atau terlibat tawuran hanya karena mereka merasa harus melakukannya untuk bertahan hidup.
Jika anak-anak di daerah tersebut diberikan pendidikan yang tepat dan kebutuhan dasar untuk hidup, mereka mungkin tidak akan melakukan kejahatan untuk bisa bersekolah.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif