Bacaini.ID, KEDIRI – Lailatul Qadar merupakan salah satu malam paling mulia bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Malam Lailatul Qadar diimani sebagai malam penuh berkah, ampunan, dan kemuliaan yang lebih mulia ketimbang seribu bulan.
Lantaran besarnya ganjaran Lailatul Qadar yang dijanjikan, umat disunahkan untuk meningkatkan ibadahnya. Sebab Allah SWT hanya memberi bocoran tanda dan waktu.
Dalam kitab ad-Din wa al-Hayat, Syekh Ali Jum’ah menyebut, Allah SWT menyembunyikan 8 hal, salah satunya adalah malam Lailatul Qadar di 10 hari terahir Ramadan.
Syekh Ali Jum’ah seorang ulama besar, mantan Mufti Agung Mesir periode 2003-2013. Ia dikenal sebagai intelektual Islam yang juga ahli fiqih.
Sementara Imam as-Suyuthi mengatakan, Lailatul Qadar disamarkan agar tidak terjadi tebang pilih dalam menghidupkan keseluruhan Ramadan.
Imam as-Suyuthi atau Jalaluddin as-Suyuthi merupakan cendikiawan muslim, murid Imam Syafi’i yang hidup pada abad ke-15 di Kairo Mesir.
Dengan disamarkannya Lailatul Qadar, umat akan terus berusaha maksimal dalam menghidupkan seluruh malam-malam Ramadan dengan ibadah.
Mereka akan beribadah dengan tulus tanpa mengharapkan hasil yang pasti dan sekaligus terus berusaha memperbaiki diri dalam ibadah.
Sejumlah kitab menyebut malam Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam terakhir Ramadan, utamanya pada malam-malam ganjil.
Pada momentum itu langit tampak terang, tidak berawan, tidak hujan, tidak ada bintang, udara tidak dingin tapi juga tidak panas dan angin berhembus semilir.
Penulis: Solichan Arif