Pengobatan dengan metode rukyah sudah cukup lama dikenal oleh umat Islam. Rukyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu kepada orang sakit, seperti gangguan jin, sengatan hewan, sihir, rasa sakit, dan ‘ain (mata hasad).
Di Kediri jumlah warga yang mempercayakan kesembuhan pada metode rukyah tak sedikit, di samping pengobatan bekam yang juga telah dikenal luas. Jika bekam menyembuhkan penyakit secara fisik, maka rukyah menyembuhkan gangguan kesehatan dari hal ghaib.
Ulu Hadi, salah satu praktisi rukyah di Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri menjelaskan rukyah secara terminologi adalah al-‘udzah (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit.
“Metodenya dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur`an yang mengandung permintaan pertolongan dan perlindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Hadi kepada Bacaini.
Dalam melakukan pengobatan, Hadi akan terlebih dulu melakukan wawancara dengan pasien dan keluarganya. Hal ini sebagai diagnosa untuk menentukan apakah pasien tersebut terindikasi terkena gangguan jin atau penyebab lain.
Menurut Hadi, gejala umum yang kerap dialami pasien akibat gangguan jin adalah mudah marah, pelupa seperti tak bisa mengingat jumlah rakaat dalam shalat, pundak terasa berat, atau rasa panas mulai tengkuk hingga punggung bawah.
Pada anak-anak gejala ini biasanya ditandai dengan menangis terus dan rewel. Hal ini bisa diakibatkan karena penyakit ‘ain atau mata hasad. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Mulai melihat penampakan jin, dicintai secara berlebihan, atau penyebab lain dari orang tuanya.
“Anak yang terlalu dicintai, misalnya oleh kakek neneknya atau orang lain sampai memasang foto anak di HP atau media sosial bisa memicu terjadinya ‘ain. Intinya sesuatu yang berlebihan, termasuk mencintai akan menjadi penyebab ‘ain,” kata Hadi.
Sedangkan faktor dari orang tua bisa berupa kepemilikan benda-benda yang diyakini keramat di dalam rumah. Hal ini banyak ditemukan di masyarakat yang memasang sesuatu sebagai jimat di pintu, menyimpan keris yang di dalamnya terdapat jin, atau batu akik. Secara tidak langsung keberadaan jin-jin itu bisa mengganggu anak atau anggota keluarga yang lain.
Setelah mendapatkan informasi yang cukup tentang pasien, Hadi memulai pengobatan dengan duduk di samping pasien. Hadi memilih menghadap telinga kanan pasien untuk dibacakan ayat suci Al Quran dengan keras.
Biasanya proses ini akan menimbulkan reaksi dari pasien yang terkena gangguan jin. Selain meronta, mereka akan berusaha menyerang dan menghentikan Hadi membaca Al Quran. Makin pasien meronta, Hadi makin kencang dan panjang membaca Al Quran.
Setelah dianggap cukup, dia meniup kening pasien dan membasuh mukanya dengan air. Pasien juga diminta meminum air yang telah dibacakan doa agar merasuk ke dalam tubuh. “Proses ini bisa diulang beberapa kali. Kalau anak-anak biasanya akan langsung tertidur setelah gangguan pergi,” jelas Hadi.
Tak jarang Hadi menolak pasien yang berobat dan menganjurkan pergi ke dokter lantaran tak mendapati gejala gangguan jin. “Pernah ada pasien datang dengan gejala mudah mengamuk dan pundak berat. Setelah saya interogasi, tak ada indikasi gangguan jin. Saya menduga hipertensi atau kolesterolnya tinggi,” kata Hadi tertawa.
Hingga kini rumah pengobatan rukyah milik Hadi selalu menjadi jujukan warga berobat. Hadi tak pernah mematok tarif tertentu untuk pengobatan yang dilakukan. Bahkan dia juga membiarkan pasiennya pulang meski tak memberikan imbalan apapun. “Saya tak boleh mengkomersialkan ayat Allah,” katanya. (HTW)