Bacaini.id, MALANG – Beberapa waktu lalu, Aremania heboh dengan kabar penculikan salah satu suporter oleh intel kepolisian. Gara-garanya, seorang suporter bernama Kelpin itu mengunggah video suporter terjebak di pintu stadion saat insiden penembakan gas air mata.
Video yang menunjukkan situasi tragis ribuan suporter pada tragedi Kanjuruhan malam itu, Sabtu, 1 Oktober 2022 akhirnya viral. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba Kelpin dikabarkan hilang dan muncul dugaan bahwa dia dibawa aparat untuk dimintai keterangan atas unggahan videonya.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Edwin Partogi Pasaribu ikut membenarkan peristiwa penangkapan tersebut. Edwin menuturkan jika Kelpin dijemput aparat sejak Senin, 3 Oktober 2022 dan menjalani pemeriksaan kurang lebih selama dua jam sebagai saksi.
“Iya, dibawa intel polisi. Dia diperiksa dan juga dilakukan BAP terkait Pasal 359 dan 360. Tapi dia tidak ditahan dan pada hari itu juga langsung dipulangkan,” kata Edwin di Mapolres Malang, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Edwin mengecam tindakan penjemputan saksi yang dinilainya tidak sesuai prosedur. Menurutnya, dalam proses hukum, penjemputan saksi harus menggunakan pedoman hukum acara dan juga hak asasi manusia.
Kendati begitu, terkait dugaan penghapusan barang bukti berupa video yang beredar juga tidak benar, karena dokumentasi video milik Kelfin masih tersimpan. Selain itu, Edwin menyebut bahwa Kelpin punya hak untuk diperlakukan setara di depan hukum.
“Misal mau dimintai keterangan, harusnya ya ada surat panggilan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Edwin mengungkapkan bahwa Kelpin menjadi salah satu saksi dari total 10 orang saksi dan korban yang telah dipanggil aparat kepolisian. Kemudian, mereka meminta bantuan hukum dan perlindungan dari LPSK.
“Sudah kami dampingi, mereka semua suporter yang ikut merasakan tragisnya tragedi tersebut,” pungkasnya.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira