Bacaini.id, TRENGGALEK – Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Trenggalek Jawa Timur semakin parah.
Kekeringan yang semula terjadi di 15 desa kini telah meluas di 35 desa 12 kecamatan.
Sejumlah daerah dengan kontur dataran rendah juga mulai terimbas. Satu-satunya yang bisa dilakukan Pemkab Trenggalek hanya menyalurkan bantuan air bersih.
“Selain kekeringan terjadi di daerah pegunungan, kekeringan juga sudah merambat hingga ke daerah dataran rendah, seperti di kecamatan Gandusari yaitu desa Wononti,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek Triadi Atmono Sabtu (28/10/2023).
Berbagai upaya telah dilakukan, yakni khususnya secara spiritual melalui salat berjamaah meminta hujan dan menggelar kesenian tiban. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda musim kemarau akan berakhir.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih petugas BPBD tidak berhenti menyuplai air bersih. Dalam setiap hari BPBD Trenggalek mengerahkan 4 unit mobil tangki.
Triadi berharap pada bulan November hujan segera turun. Jika tidak, ia melihat potensi kekeringan akan semakin parah. Tidak tertutup kemungkinan seluruh wilayah kecamatan di Trenggalek akan terlanda kekeringan.
Indikasi itu sudah terlihat, yakni di mana dampak kekeringan mulai dirasakan warga yang bertempat tinggal di kawasan dataran rendah.
“Diharapkan, pada desa yang sudah mulai mengalami kekeringan segera mengirmkan surat ke kantor BPBD agar segera mendapat pengiriman air bersih,” terangnya.
Sementara seorang warga Dusun Manggis, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Iman Mursyid menuturkan sudah sebulan masyarakat di lingkungannya sulit mendapatkan air bersih.
“Air di masing-masing sumur warga sudah mulai mengering dan harus berhemat untuk menggunakannya. Kekeringan di tahun ini lebih parah dari tahun sebelumnya, tahun ini lebih dari 5 RT yang kekurangan air bersih,” tuturnya.
Penulis: Aby
Editor: Solichan Arif