SURABAYA – Memasuki tahun 2021, angka kumulatif kasus Covid-19 di Jawa Timur tembus 85.039 dengan jumlah kasus baru pada Jumat 1 Januari 2021 sebanyak 887. Pada skala nasional, Jawa Timur menempati urutan ke-3 di bawah DKI Jakarta dan Jawa Barat yang masing-masing mencatatkan kasus sebanyak 185.691 dan 85.083.
Sehari sebelumnya, di penghujung 2020, Kamis 31 Desember 2020, Jawa Timur mencatatkan kasus harian sebanyak 935, kasus harian tertinggi sejak Maret tahun lalu.
Sepuluh kota dan kabupaten penyumbang terbesar kasus, berdasarkan data Satgas Covid-19 Jawa Timur per 1 Januari, adalah Surabaya 18.205 kasus, Kabupaten Sidoarjo 7.995 kasus, Kabupaten Jember 4.524 kasus, Kabupaten Gresik 4.180 kasus, dan Kabupaten Banyuwangi 4.109 kasus.
Selanjutnya, Kota Malang 3.733 kasus, Kabupaten Kediri 2.448 kasus, Kabupaten Lumajang 2.425 kasus, Kabupaten Jombang 2.349 kasus, dan Kabupaten Probolinggo 2.234 kasus.
Berdasarkan hasil pengukuran oleh Satgas per 1 Januari 2020, terdapat 8 kabupaten dan kota dengan tingkat penularan rendah di bawah 1 poin yaitu Kabupaten Kediri, Kabupaten Banyuwangi, Kota Malang, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Bojonegoro.
Sementara itu, 5 kabupaten penyumbang terbesar kasus baru pada 1 Januari berturut-turut adalah Kabupaten Blitar 175 kasus, Kabupaten Jember 86 kasus, Kota Probolinggo 62 kasus, Kabupaten Tuban 55 kasus, dan Kabupaten Bangkalan 43 kasus.
Khusus Kabupaten Blitar telah menjadi penyumbang kasus harian tertinggi selama 4 hari berturut-turut sejak 29 Desember tahun lalu dengan kasus kumulatif hingga 1 Januari sebanyak 1.996. Meski statusnya masih berada di zona orange, besar kemungkinan akan segera terkoreksi turun ke zona merah.
Hingga 1 Januari, terdapat 8 kabupaten dan kota di Jawa Timur dengan status zona merah atau beresiko tinggi dalam penularan Covid-19 yaitu Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Tuban, Kota Malang, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lumajang, Kota Blitar, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Madiun.
Sisanya, 30 kabupaten dan kota berada di zona orange. Tidak ada satu pun kabupaten dan kota di Jawa Timur berada di zona kuning yang berarti memiliki resiko rendah apalagi zona hijau.
Meski berada di urutan ketiga nasional, dan hanya terpaut 44 kasus dibandingkan Jawa Barat yang ada di urutan kedua, tingkat kesembuhan (recovery rate) Jawa Timur tergolong tinggi yaitu 85,77 persen atau 72.938 kasus sembuh.
Di antara provinsi lain yang ada di Pulau Jawa, ‘recovery rate’ Jawa Timur tertinggi kedua setelah DKI Jakarta dengan sebesar 89,63 persen. Di urutan ketiga hingga keenam adalah Jawa Barat 84,62 persen, Yogyakarta 66,90 persen, Jawa Tengah 66,55 persen, dan Banten 56,42 persen.
‘Recovery rate’ diyakini berkaitan erat dengan ketersediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di suatu daerah meskipun tingkat kepercayaan data tiap daerah dan kemampuan mengidentifikasi kasus adalah hal lain lagi.
Satgas COVID-19 Jawa Timur mengklaim hingga kini sebanyak 875.927 warga telah melakukan PCR (polymerase chain reaction). Dengan jumlah penduduk sekitar 40 juta, berarti 1 dari sekitar 40 warga telah menjalani pemeriksaan PCR. Satgas, hingga 1 Januari, juga melaporkan pelaksanaan tes cepat (rapid test) sebanyak 1.171.041 atau rasio 1 dari 35 penduduk.
Meski tren tingkat kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur terus menurun, namun angkanya masih cukup tinggi yaitu 6,94 persen atau 5.900 orang. Sebagai pembanding, tingkat kematian pasien COVID-19 nasional adalah 2,97 persen atau 22.329 orang dari total kumulatif kasus sebanyak 751.270.
Penulis : Hasan
Editor : Karebet