Bacaini.ID, KEDIRI – Menindaklanjuti hasil rapat bersama Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Kementerian Pekerjaan Umum tanggal 22 Agustus 2025 di Sidoarjo tentang Rencana Rehabilitasi Jembatan Semampir, berdampak terhadap penutupan Jembatan Semampir. Guna mempersiapkan kegiatan penutupan jembatan atas program rehabilitasi Jembatan Semampir, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perhubungan mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) membahas rencana penutupan Jembatan Semampir dan Rekayasa Lalu Lintas mulai tanggal 15 September s/d 12 November 2025, Rakor melibatkan instansi terkait, antara lain: Dinas PUPR, Dinas Kominfo, SATLANTAS Polres Kediri Kota, serta Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Kementerian Pekerjaan Umum dan Satker UPT Terminal Tamanan.
Secara terpisah, Didik Catur, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri menjelaskan, pihaknya telah melakukan rakor dengan stakeholder untuk mempersiapkan rute alternatif dan titik lokasi pemasangan rambu-rambu pengalihan arus seperti yang sudah dilaksanakan pihaknya. “Nantinya rute alternatif sudah disiapkan dan akan diterapkan terhadap angkutan BUS Antar Kota Dalam Propinsi maupun antar Propinsi, angkutan barang dan angkutan umum lainnya. Di samping itu Dishub bersama SATLANTAS Polres Kediri Kota akan lebih meningkatkan operasi di lapangan untuk mengamati sejauh mana transportasi di tengah kota tidak mengalami hambatan yang berarti. Meningkatkan peran Area TraVic Control System (ATCS) di ruang Pusat Pengendali Lalu Lintas ( PPL ) di Dishub untuk mengurai perggerakkan lalu lalang di Kota Kediri agar tidak terjadi kemacetan,” terangnya.
Berikut ini rute alternatif yang dapat dilalui pengendara. Rute Surabaya – Tulung Agung (bus dan angkutan barang): Jl Mayor Bismo – Jl Mayjend Sungkono – Jl Diponegoro – Jl Hasanudin – Jl Teuku Umar – Jl Ahmad Yani – Jl Letjend Suprapto – Jl DI Panjaitan – Jl Kapten Tendean (Sub Terminal Bus di PPMB) – Jl Supersemar – Jl Perintis Kemerdekaan – Jl Sersan Suharmaji – Tulung Agung dengan catatan di Jl Basuki Rahmad dan Jl Pemuda dilakukan pemortalan.
Tulung Agung – Kertosono – Surabaya (bus dan angkutan barang): Tulung Agung – Jl Sersan Suharmaji – Jl Perintis Kemerdekaan – Jl Super Semar – Jl Kapten Tendean – Jl Letjend Supratman – Jl MT Haryono – Jl Brigjen Katamso – JL BP Sudirman – Jl Yos Sudarso – Jl Mayjend Sungkono – Jl Mayor Bismo – Surabaya.
Tulung Agung – Pare – Surabaya (angkutan barang): Tulung Agung – Jl Sersan Suharmaji – Jl Perintis Kemerdekaan – Jl Super Semar – Jl Kapten Tendean – Jl DI Panjaitan – Jl Imam Bahri – Jl Raya Tugu Rejo – Simpang Lima Gumul – Jl raya Kediri Pare – Pare – arah Surabaya.
Kediri/Tulung Agung – Nganjuk: Jl Sersan Suharmaji – Jl Perintis Kemerdekaan – Jl Super Semar – Jl Super Semar – Jl Kapten Tendean – Jl Letjend Supratman – Jl MT Haryono – Jl Brigjen Katamso – Jl Bandarngalim – Jl Agus Salim – Jl Semeru – Jl Dr Sahardjo – Jl Suparjan Mangunwijaya – Jl Ahmad Dahlan – Jl Gatot Subroto – Jl Sersan Bahrun – Nganjuk.
Nganjuk – Kediri/Tulung Agung: Nganjuk – Jl Sersan Bahrun – Jl Gatot Suprapto – Jl Ahmad Dahlan – Jl Suparjan Mangunwijaya – Jl Dr Sahardjo – Jl Semeru – Jl Agus Salim – Jl Bandar Ngalim – Jl Urip Sumoharjo – Jl Sersan Suharmaji – Tulung Agung.
“Rencana kami akan mengadakan pengamatan situasi transportasi lalu lintas setelah penutupan jembatan untuk mengevaluasi apa yang terjadi di lapangan,” ujar Didik. Ia mengimbau kepada pengguna jalan, khususnya angkutan orang (BUS Antar Kota Dalam Propinsi) dan Angkuran Barang (TRUK roda 4 dan/atau lebih) agar mematuhi rambu-rambu
yang telah dipasang.
Rekayasa pengalihan arus lalu lintas ini telah disiapkan Dishub dan SATLANTAS Polres Kediri Kota. Didik berharap melalui rakor ini dapat disosialisasikan dan mensinergikan antar stakeholder terkait arus lalu lintas. “Jangan sampai adanya penutupan ini menyebabkan kemacetan di Kota Kediri,” tegasnya.
Sementara itu, Mahatma Manurung, PPK 2.1 Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Kementerian Pekerjaan Umum menjelaskan urgensi dilakukannya rehabilitasi Jembatan Semampir yang dibangun sejak 1992 dengan panjang jembatan 290 m ini adalah untuk menambah kekuatan jembatan. Sebagai informasi, pada jembatan tersebut telah terjadi perubahan/pergeseran struktur jembatan yang disebabkan oleh perubahan/kerusakan tanah sungai serta beban jalan berlebih. “Jadi nilai kondisi (NK) jembatan itu masih layak dilalui tapi secara visual ada lendutan di aspalnya itu yang kita perbaiki,” jelasnya.
Terkait penanganan hal itu, pihaknya akan fokus pada pengerjaan perbaikan permukaan aspal dengan cara penyekrapan. Apabila ditemukan retakan permukaan, pihaknya yang telah bekerjasama dengan penyedia jasa CV. Kira Indah akan melakukan perbaikan retakan. Kemudian, pihaknya juga menangani perbaikan pada renggangan atau celah antara abutment dengan pothier tidak melebihi 5 cm. (ADV)