Bacaini.ID, BANYUWANGI – PT Kereta Api Indonesia dan pengelola bus diminta menambah titik pemberhentian saat penutupan jalur Gumitir berlangsung. Penutupan akan berlangsung hingga dua bulan karena besarnya alat berat yang digunakan untuk perbaikan jalan.
Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja menyampaikan, penutupan jalur Gumitir selama dua bulan akan berdampak pada sistem transportasi, khususnya bagi Angkutan Antar Kota dan Antar Provinsi.
“Setelah melakukan rapat dengan BPJN pada bulan awal Juli lalu, Dishub Banyuwangi bersama Dishub Jember dan PPK 1.4 Provinsi Jatim, langsung berkoordinasi dengan Kepala DAOP 9 Jember untuk menambah titik pemberhentian kereta api di stasiun sekitar Gumitir,” terang Komang dikutip dari laman banyuwangikab.go.id.
Ia menjelaskan, titik pemberhentian tersebut yakni di Stasiun Garahan dan Stasiun Silo di Kabupaten Jember. Tujuannya agar warga Banyuwangi maupun Jember yang berkepentingan di area tersebut bisa mendapat kemudahan akses dengan moda kereta api.
“Biasanya di stasiun ini kereta api tidak berhenti, kami bersyukur usulan ini bisa dipenuhi oleh PT. KAI DAOP 9,” ujarnya.
Selain itu Dishub juga telah berkoordinasi ke sejumlah pengelola armada bus yang selama ini menempuh rute Gumitir, agar segera mengumumkan rute pemberangkatan terbaru kepada masyarakat.
Seperti Bus Damri yang telah mengubah rute pemberangkatn untuk sejumlah trayek. Misalnya untuk jurusan Jember-Denpasar, titik berangkatnya dari Stasiun Kalibaru. Di mana penumpang bus dari Jember bisa naik kereta api terlebih dahulu untuk menuju Stasiun Kalibaru.
“Kami juga segera berkoordinasi dengan pengelola armada bus lainnya untuk segera menentukan titik keberangkatan dan jalur alternatif yang akan dilalui,” kata Komang.
Jalur Gumitir akan ditutup total selama dua bulan mulai 24 Juli – 24 September 2025, untuk semua jenis kendaraan baik itu roda dua, roda empat dan lainnya.
Jalan yang akan ditutup sepanjang 115 meter, tepatnya berada di ruas jalan Sumber Jati hingga Batas Kabupaten Banyuwangi KM 233 + 500.
Penutupan jalan total selama dua bulan terpaksa dilakukan karena alat yang dipergunakan cukup besar dan bakal memenuhi badan jalan. Sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan. “Alat-alat yang digunakan saat perbaikan hanya menyisakan sedikit badan jalan, sehingga rawan apabila dilewati,” tambahnya.
Penulis: Hari Tri Wasono