Bacaini.ID, KEDIRI – Bagi orang tua (ortu) yang menjalankan bisnis dari rumah atau work from home, keseimbangan sebagai pengusaha dan orang tua jadi tantangan tersendiri.
Keseimbangan sebagai pengusaha dan orang tua dibutuhkan strategi, kesabaran dan kreativitas seni pengasuhan anak tanpa kehilangan profesionalitas usaha.
Apalagi di era kerja hibrida tahun 2025 di mana banyak orang tua di Indonesia menjalankan bisnis rumahan. Keseimbangan sebagai pengusaha dan orang tua sangat dibutuhkan.
Fleksibilitas bekerja dari rumah memang menggiurkan, namun tanpa rencana yang matang, orang tua bisa kewalahan menangani pekerjaan dan kebutuhan anak dalam satu waktu.
Berikut tip praktis work-from-home parenting agar dua peran yang dilakukan berbarengan ini lebih seimbang:
Tantangan Orang Tua WFH
Beberapa tantangan yang sering dihadapi orang tua WFH:
• Jadwal yang tak menentu
Memiliki bisnis dari rumah artinya jam kerja yang fleksibel, tak menentu. Saat-saat sibuk atau datangnya pesanan customer bisa saja berbarengan dengan saat sibuk mengurus anak.
• Rumah sebagai kantor sekaligus taman bermain
Sulit menjaga batasan antara ‘mode kerja’ dan ‘mode orang tua’. Tak jarang, barang-barang ‘kantor’ pun menjadi mainan anak.
• Tekanan ganda.
Bisnis rumahan biasanya jadi sumber pendapatan utama, jadi ada tekanan untuk terus produktif, sementara anak juga butuh perhatian penuh.
• Perasaan bersalah sering mengabaikan anak.
Seringkali merasa kurang fokus pada bisnis karena anak, atau sebaliknya, merasa kurang hadir untuk anak karena sibuk melayani pelanggan.
Strategi Praktis untuk Keseimbangan Bisnis dan Parenting
Berikut beberapa tip yang bisa diterapkan untuk mengelola bisnis rumahan dan peran orang tua secara harmonis:
• Otomatisasi Bisnis untuk Hemat Waktu
Manfaatkan teknologi. Platform e-commerce yang punya fitur otomatisasi pesanan atau chatbot untuk menjawab pertanyaan pelanggan.
Untuk manajemen tugas, gunakan aplikasi seperti Trello atau Notion untuk melacak pesanan, stok, dan keuangan.
Jika memungkinkan, delegasikan tugas sederhana seperti packing atau cek stok ke asisten atau anggota keluarga.
Dengan begitu, orang tua memiliki lebih banyak waktu untuk anak.
• Buat Jadwal ‘Power Hours’
Tentukan 1-2 jam sehari sebagai waktu fokus untuk bisnis, misalnya saat anak tidur siang, di sekolah, atau setelah mereka tidur malam.
Gunakan teknik ’25 menit kerja, 5 menit istirahat’ untuk maksimalkan produktivitas.
• Libatkan Anak dalam Bisnis (Sesuai Usia)
Anak bisa jadi bagian dari perjalanan bisnis orang tua. Untuk balita, beri tugas ringan seperti menempelkan stiker pada paket. Mereka akan merasa ‘ikut membantu’.
Untuk anak yang lebih besar, ajak mereka belajar hal sederhana, seperti membuat caption Instagram untuk produk atau menghitung stok barang.
Selain mengurangi beban kerja orang tua, ini juga mengajarkan mereka nilai kerja keras dan tanggung jawab.
• Ciptakan Ruang Kerja yang Fungsional
Siapkan sudut khusus di rumah untuk kerja, meskipum hanya meja kecil di sudut ruang tamu.
Pastikan anak tahu itu ‘zona kerja mama/papa’. Untuk anak yang masih kecil, buatkan ‘mini workstation’ di dekat zona kerja dengan buku mewarnai, mainan, atau tablet dengan aplikasi edukasi.
Ini membantu mereka tetap sibuk tanpa mengganggu fokus orang tua saat bekerja.
• Gunakan Teknologi untuk Mendukung Anak
Aplikasi berbasis AI atau platform edukasi lokal bisa membantu anak mengerjakan PR atau belajar mandiri, sehingga orang tua punya waktu untuk fokus pada bisnis.
Pastikan aplikasi yang digunakan aman dan sesuai usia.
• Komunikasi dengan Pasangan atau Keluarga
Jika memiliki pasangan atau anggota keluarga lain, bagi tugas dengan jelas. Misalnya, pasangan bisa mengawasi anak saat sedang menangani pesanan besar.
Untuk single parent, pertimbangkan daycare parsial atau libatkan keluarga besar untuk membantu sesekali.
• Menjaga Bonding Time dengan Anak
Meski sibuk, waktu berkualitas dengan anak adalah investasi untuk hubungan keluarga.
Luangkan waktu 15 menit sehari untuk beraktivitas dengan anak sebelum sibuk menangani usaha.
Selain itu, luangkan juga seminggu sekali membawa anak jalan-jalan.
• Jaga Kesehatan Mental sebagai Orang Tua
Menjalankan bisnis dan mengasuh anak bisa akibatkan burnout jika tidak hati-hati.
Untuk menghindarinya, luangkan 5-10 menit sehari untuk relaksasi.
Tetapkan juga batasan kerja. Misalnya dengan tidak membalas pesan pelanggan setelah jam 8 malam. Ini memberi ruang untuk fokus pada keluarga dan diri sendiri.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif