Bacaini.id, KEDIRI – Disadari atau tidak, kuantitas kita dalam menguap selama menjalankan ibadah puasa cenderung meningkat. Beberapa orang kerap mengkaitkan hal itu dengan kondisi perut yang kosong. Benarkah demikian?
Sejumlah literatur medis menyebutkan jika menguap merupakan reaksi tubuh atas sesuatu yang terjadi. Para dokter percaya menguap merupakan tanda kecukupan otak dan tubuh akan oksigen dan makanan berkurang.
Dengan tidak adanya asupan makanan selama menjalankan ibadah puasa, maka intensitas untuk menguap akan semakin tinggi. Selain itu, menguap merupakan respon tubuh atas melemahnya sistem pernafasan dalam mensuplai oksigen kepada otak.
Hal ini bisa memicu rasa kantuk. Dalam situasi yang cukup parah, kondisi tersebut bisa menyebabkan seseorang menjadi pingsan.
Secara teknis, menguap adalah menghirup udara dalam-dalam melalui mulut. Jika saat menguap mulut terbuka, maka dikhawatirkan akan masuknya bakteri yang terkontaminasi ke dalam mulut. Ini juga yang menjadi alasan kenapa menguap harus menutup mulut.
Nabi SAW pernah bersabda tentang adab menguap. Diriwayatkan dari Abi Hurairah, “Menguap adalah perbuatan setan. Jika salah satu dari kalian ada yang menguap, hendaknya ia menutup mulutnya sebisa mungkin. Sebab, jika salah seorang dari kalian menguap, setan akan menertawakannya” (Hadis Riwayat Bukhari).
Karena itu Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk menutup mulut dengan telapak tangan kanan atau dengan punggung telapak tangan kiri saat menguap.
Penulis: HTW
Tonton video: