Bacaini.id, KEDIRI – Mendekati bulan suci Ramadhan 1445 H, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Kediri masih berada dalam status terkendali. Masyarakat dihimbau tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pasokan bahan pangan.
Pardjan, Kepala BPS Kota Kediri mengatakan pada bulan Februari 2024 inflasi Kota Kediri secara month to month sebesar 0,54% dan secara year on year sebesar 2,48% berada dalam level terkendali.
“Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar dalam inflasi mtm yakni sebesar 0,54%. Sedangkan pada inflasi yoy kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga menyumbang inflasi terbesar yakni 1,83%,” katanya, Jumat (1/3/2024).
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi mtm, yaitu: beras sebesar 0,40 persen; daging ayam ras sebesar 0,10 persen; cabai merah sebesar 0,06 persen; telur ayam ras sebesar 0,05 persen; tomat sebesar 0,02 persen; kentang, sawi hijau, wortel, bawang putih, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, yaitu: bawang merah sebesar -0,04 persen; cabai rawit dan semangka masing-masing sebesar -0,02 persen; alpukat, ikan lele, brokoli, anggur, dan kol putih/kubis masing-masing sebesar -0,01 persen.
Mengingat bulan suci Ramadhan akan tiba, Pardjan mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pasokan bahan pangan di Kota Kediri.
Ia juga turut memberikan masukan kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri agar rutin melakukan kunjungan ke pasar guna memantau harga komoditas terutama yang dikonsumsi masyarakat.
“Diperlukan upaya dari TPID Kota Kediri untuk tetap melakukan pemantauan harga komoditas di pasar dengan demikian diharapkan bulan depan inflasi di Kota Kediri tetap terkendali,” tutupnya.
Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri selaku Sekretaris TPID Kota Kediri menyampaikan inflasi di bulan Februari dialami seluruh Kota/Kabupaten. “Komoditas beras memang menjadi kontributor pendorong inflasi di Jawa Timur dan seluruh Pulau Jawa” terangnya.
Hal ini tidak terlepas dari kondisi panen raya yang sudah cukup lampau. Jika biasanya petani mulai menanam padi pada Bulan November dan panen di akhir Januari, tahun 2023 kemarin banyak petani memilih menunda tanam karena kekhawatiran tidak adanya hujan akibat fenomena el nino, sehingga sebagian baru mulai tanam di awal Januari.(ADV)