• Login
  • Register
Bacaini.id
Wednesday, October 22, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Imlek di Zaman Bersiap yang Mengerikan

ditulis oleh Editor
24/01/2025
Durasi baca: 2 menit
533 34
0
Imlek di Zaman Bersiap yang Mengerikan

Imlek di Zaman Bersiap yang Mengerikan. Foto perayaan imlek di Surabaya. (foto repro/ist)

Bacaini.ID, KEDIRI – Perayaan tahun baru Imlek 2025 sudah di depan mata.

Di tempat peribadatan Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri Jawa Timur, ritual memandikan rupang atau patung dewa-dewa, sudah mulai digelar.

Umat bersiap-siap menunaikan sembahyang Sam Seng, atau ritual untuk arwah leluhur dengan tiga macam kurban yang itu digelar setiap Imlek. 

Yang tidak banyak diketahui masyarakat Tionghoa di Indonesia, tahun baru Imlek atau Sin Cia pernah tidak digelar, yang itu bukan lantaran adanya pelarangan.

Tapi lebih karena situasi sosial politik yang kurang mendukung. Peristiwa itu berlangsung pada masa awal kemerdekaan Indonesia 1945.

Perayaan Imlek ditiadakan karena menganggap pada waktu itu masih banyak masyarakat yang menderita, imbas dari penjajahan Jepang.  

Pada sisi lain, situasi sosial politik di awal kemerdekaan juga belum kondusif dan karenanya tidak pas sekaligus kurang pantas menggelar Imlek.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) diketahui banyak orang-orang Tionghoa yang ditangkap, dipenjarakan, dan kemudian tidak jelas nasibnya.

“Situasi negara ketika itu belum tentram dan di Jakarta masih terjadi zaman “siap-siapan,” demikian dikutip dari buku Hari-Hari Raya Tionghoa.

“Siap-siapan” atau “masa Bersiap” merupakan istilah yang merujuk pada peristiwa serangan mendadak dari kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Setiap serangan datang dari tentara kolonial, orang-orang Indonesia selalu berteriak Siap!Siap!.

Situasi awal kemerdekaan yang belum sepenuhnya kondusif itu membuat banyak orang Tionghoa tidak berani berziarah ke makam leluhur.

Situasi carut marut itu berlanjut hingga awal tahun 1947. Terjadinya insiden-insiden pada medio tahun 1946, membuat Imlek kembali tidak dirayakan. 

Orang-orang Tionghoa menghormati saudara-saudara mereka yang sedang tertimpa kesusahan, tidak elok kalau memaksakan bergembira merayakan Imlek.

Pada tahun 1948 itu, di Tiongkok juga sedang dilanda kecamuk perang saudara. Cita-cita “Satu Tiongkok” makmur berantakan.

Situasi tidak menentu berlanjut pada 1949, di mana Belanda melancarkan agresi. Kembali banyak orang-orang Tionghoa di Indonesia yang jadi korban. 

Beribu-ribu orang berada dalam situasi mencekam sekaligus kekurangan sandang pangan. “Tahun baru (Imlek) masih dianggap tidak pantas untuk dirayakan”.

Pasca tahun 1949, seiring situasi yang berangsur-angsur membaik, Imlek mulai dirayakan, meskipun dilakukan tidak besar-besaran.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: imlekimlek 2025Klentengpatung dewaperayaan imlektionghoazaman bersiap
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

PM Jepang Sanae Takaichi

Siapa Sanae Takaichi?, Penulis Buku yang Terpilih sebagai PM Jepang

gandrung sewu Banyuwangi

Apa itu Gandrung Sewu Banyuwangi? Tarian Heroik Pelawan Belanda

Promo tiket PT KAI madiun

PT KAI Daop 7 Madiun Manjakan Pecinta Gandrung Sewu Banyuwangi

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15600 shares
    Share 6240 Tweet 3900
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16623 shares
    Share 6649 Tweet 4156
  • Seruan Boikot TRANS 7 Meluas Hingga ke Kampung Halaman Tan Malaka

    815 shares
    Share 326 Tweet 204
  • Oknum DPRD Kota Blitar Dinonaktifkan, Buntut Penggerebekan di Kota Batu

    616 shares
    Share 246 Tweet 154
  • Kabar Buruk dari Blitar di Sepanjang Oktober

    566 shares
    Share 226 Tweet 142

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112