• Login
  • Register
Bacaini.id
Wednesday, September 17, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Imlek di Zaman Bersiap yang Mengerikan

ditulis oleh Editor
24/01/2025
Durasi baca: 2 menit
530 34
0
Imlek di Zaman Bersiap yang Mengerikan

Imlek di Zaman Bersiap yang Mengerikan. Foto perayaan imlek di Surabaya. (foto repro/ist)

Bacaini.ID, KEDIRI – Perayaan tahun baru Imlek 2025 sudah di depan mata.

Di tempat peribadatan Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri Jawa Timur, ritual memandikan rupang atau patung dewa-dewa, sudah mulai digelar.

Umat bersiap-siap menunaikan sembahyang Sam Seng, atau ritual untuk arwah leluhur dengan tiga macam kurban yang itu digelar setiap Imlek. 

Yang tidak banyak diketahui masyarakat Tionghoa di Indonesia, tahun baru Imlek atau Sin Cia pernah tidak digelar, yang itu bukan lantaran adanya pelarangan.

Tapi lebih karena situasi sosial politik yang kurang mendukung. Peristiwa itu berlangsung pada masa awal kemerdekaan Indonesia 1945.

Perayaan Imlek ditiadakan karena menganggap pada waktu itu masih banyak masyarakat yang menderita, imbas dari penjajahan Jepang.  

Pada sisi lain, situasi sosial politik di awal kemerdekaan juga belum kondusif dan karenanya tidak pas sekaligus kurang pantas menggelar Imlek.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) diketahui banyak orang-orang Tionghoa yang ditangkap, dipenjarakan, dan kemudian tidak jelas nasibnya.

“Situasi negara ketika itu belum tentram dan di Jakarta masih terjadi zaman “siap-siapan,” demikian dikutip dari buku Hari-Hari Raya Tionghoa.

“Siap-siapan” atau “masa Bersiap” merupakan istilah yang merujuk pada peristiwa serangan mendadak dari kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Setiap serangan datang dari tentara kolonial, orang-orang Indonesia selalu berteriak Siap!Siap!.

Situasi awal kemerdekaan yang belum sepenuhnya kondusif itu membuat banyak orang Tionghoa tidak berani berziarah ke makam leluhur.

Situasi carut marut itu berlanjut hingga awal tahun 1947. Terjadinya insiden-insiden pada medio tahun 1946, membuat Imlek kembali tidak dirayakan. 

Orang-orang Tionghoa menghormati saudara-saudara mereka yang sedang tertimpa kesusahan, tidak elok kalau memaksakan bergembira merayakan Imlek.

Pada tahun 1948 itu, di Tiongkok juga sedang dilanda kecamuk perang saudara. Cita-cita “Satu Tiongkok” makmur berantakan.

Situasi tidak menentu berlanjut pada 1949, di mana Belanda melancarkan agresi. Kembali banyak orang-orang Tionghoa di Indonesia yang jadi korban. 

Beribu-ribu orang berada dalam situasi mencekam sekaligus kekurangan sandang pangan. “Tahun baru (Imlek) masih dianggap tidak pantas untuk dirayakan”.

Pasca tahun 1949, seiring situasi yang berangsur-angsur membaik, Imlek mulai dirayakan, meskipun dilakukan tidak besar-besaran.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: imlekimlek 2025Klentengpatung dewaperayaan imlektionghoazaman bersiap
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Pemerintah Kota Kediri Gelar Sosialisasi Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular: Fokus pada Kanker Payudara, Serviks, dan Lupus

Pemerintah Kota Kediri Gelar Sosialisasi Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular: Fokus pada Kanker Payudara, Serviks, dan Lupus

Catatan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) di Perpres No. 59 tahun 2024.

Mengoptimalkan Pembukaan Lapangan Kerja

Kepribadian ambivert di antara introvert dan ekstrovert

Penjelasan Kepribadian Ambivert, Antara Introvert dan Ekstrovert

  • Bupati Blitar merayakan puncak hari jadi yang dibayangi isu gratifikasi

    Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2912 shares
    Share 1165 Tweet 728
  • Bisnis Kandang Ternak Ayam di Blitar Disorot DPRD, Siapa Bekingnya?

    1170 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Tak Ada Gejolak Warga NU Bela Gus Yaqut di Korupsi Kuota Haji

    592 shares
    Share 237 Tweet 148
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15546 shares
    Share 6218 Tweet 3887
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16618 shares
    Share 6647 Tweet 4155

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112