Bacaini.id, KEDIRI – Memperingati hari ulang tahun Ibrahim Datuk Tan Malaka, sejumlah lintas komunitas peduli sejarah menggelar doa di pusara Tan. Mereka juga membersihkan dan memasang plang petunjuk ke arah makam.
Aksi bersih-bersih dan doa ini dilakukan komunitas peduli sejarah siang tadi di makam Tan Malaka Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Selama ini kompleks makam itu terlihat tidak terawat. Terpisah dari permukiman penduduk di lereng Gunung Wilis.
Koordinator aksi Ari Hakim mengatakan gerakan ini untuk mengenang dan menghormati perjuangan Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional. “Aksi ini kami lakukan tepat di hari lahir Tan Malaka untuk menghormati sebagai pahlawan nasional. Kami bersihkan makam, memasang tulisan dan papan petunjuk arah untuk memudahkan peziarah,” kata Ari kepada Bacaini.id, Rabu, 2 Juni 2021.
Mereka juga memasang bendera merah di jalan masuk menuju makam Tan Malaka. Hal itu sebagai pengingat bahwa Tan Malaka dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional yang turut berjasa dalam berdirinya Negara Republik Indonesia.
baca ini Pejuang Minang Yang Hilang
Menurut Ari, gelar kepahlawanan yang diberikan sebagai ‘Bapak Republik’ sudah ditetapkan secara langsung oleh Presiden RI pertama, Insinyur Soekarno. Hal itu sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan Presiden RI Nomor 53 pada 28 Maret tahun 1963.
“Ini aksi kita yang pertama, murni dari gotong royong komunitas dan hasil swadaya dari komunitas peduli sejarah. Sudah kita rencanakan sebelumnya, sengaja kami lakukan di momen hari lahir Datuk Tan Malaka ke-124, tepat 2 Juni 2021. Kegiatan ini semoga bisa berlanjut pada momen-momen selanjutnya,” tutup Ari.
Puluhan peserta aksi yang berasal dari berbagai komunitas juga melakukan penanaman pohon sekaligus sebagai perawatan di makam Tan Malaka yang jarang dikunjungi peziarah.
Ketua Komunitas Mojok Kutho Reader Sociaty, Aris Syariati mengatakan Tan Malaka turut berjuang mendirikan NKRI. Tan Malaka datang ke Kediri pada tahun 1948 dan membentuk pasukan gerilya pembela proklamasi.
“Keinginan Tan sebenarnya sama, menunjukkan perlawanan total terhadap Belanda demi mewujudkan prinsip merdeka 100 persen. Namun upaya Tan Malaka tidak mendapat dukungan TNI yang memutuskan mengakui revolusi dewan PBB, sehingga dia dieksekusi di Kediri,” paparnya.
Menurut Aris, perjuangan Tan Malaka wajib dihormati dan dihargai sebagai tokoh perjuangan Nasional. Dengan adanya makam tersebut di Kediri menunjukkan peran Tan Malaka dalam perjuangannya di Kediri.
“Kita memahami sosok pejuang Nasional yang meninggalkan jejak di Kediri. Tentu kita harus menghormati perjuangan Tan Malaka, karena suatu bangsa dianggap besar ketika menghormati jasa para pahlawannya,” katanya.
Ibrahim Datuk Tan Malaka merupakan pejuang kelahiran Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat pada tahun 1894. Perjuangannya berakhir di Kediri, setelah gugur di Kediri pada bulan Februari tahun 1949.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: