Kusni Kasdut kemudian memutuskan bergabung ke dalam laskar pejuang Brigade Teratai yang didirikan Dr Moestopo, Penasehat Presiden Soekarno bidang kemiliteran dan berkantor di ibukota Yogyakarta.
Brigade Teratai beranggotakan orang-orang dari dunia gelap, seperti pelacur, germo, garong, perampok dan pencuri. Dr Moestopo meyakini kekuatan revolusi tidak terletak pada kelengkapan peralatan, tapi pada kekuatan rakyat.
Di Brigade Teratai, Kusni Kasdut yang berjuluk Bung Kancil bertugas merampok harta orang-orang kaya pro penjajah untuk dipakai sebagai dana perjuangan. “Di Gorang Gareng, Plaosan, Magetan (Saat itu Madiun), Kusni Kasdut menggasak perhiasan serta intan berlian milik pedagang Tionghoa kaya”.
Kusni yang sempat tertangkap, ditahan di Pabrik Gula Kebon Agung dan tertembak kakinya, terus melakukan perlawanan gerilya.
“Dia bertempur untuk terakhir kalinya di Blitar, Jawa Timur kira kira pada pertengahan 1949, sedikit sebelum gencatan senjata menuju Konferensi Meja Bundar, KMB, di Den Haag”.
Nasib baik tidak menghinggapi Kusni Kasdut. Pada saat perang usai, Kabinet Mohamad Hatta menerbitkan kebijakan ReRA, yakni Reorganisasi dan Rasionalisasi militer Indonesia.
TNI ditata ulang. Para pejuang yang sebelumnya tergabung dalam barisan laskar-laskar, diseleksi. Celakanya Brigade Teratai tempat Kusni Kasdut bernaung dalam perjuangan kemerdekaan, tidak masuk daftar.
Setelah setahun menanti, Kusni akhirnya menerima selembar surat pernyataan dari kesatuan Rampal Malang. Ia dinyatakan sebagai bekas pejuang dan sedikit uang pemulihan. Negara hanya mengakui dirinya sebagai bekas pejuang.
Kusni Kasdut kecewa. Ia merasa menjadi korban kebijakan negara. “Dia memutuskan untuk membalas dendam kepada negara yang telah “mengkhianati” dirinya dan memilih tempat “berseberangan”.
Kekecewaanya semakin berlipat ketika mendapati surat pernyataan bekas pejuang dari negara tidak banyak membantu hidupnya. Saat mondar-mandir Malang, Surabaya, Jakarta untuk mencari lowongan kerja yang pantas, surat pernyataan bekas pejuang tidak berguna.
Orang-orang yang dikenal pada masa revolusi fisik yang ditemui Kusni Kasdut, juga tidak menggubrisnya. Kusni melihat negara yang kemerdekaanya pernah ia perjuangkan telah dikuasai orang-orang yang tidak pernah dikenalnya.
Yakni orang orang kaya dan para politisi yang dengan mudah keluar masuk hotel mewah. Sementara di jalan-jalan pemandangan kemiskinan rakyat semakin terlihat jelas.
Kusni butuh hidup dan menghidupi keluarganya. Jalan berseberangan dengan negara diambilnya.
Memutuskan menjadi penjahat…..