Bacaini.ID, KEDIRI – Orang tua utamanya ibu kerap mengalami burnout atau kelelahan berlebih.
Burnout bukan sekedar lelah fisik, namun juga mental yang itu disebabkan stress ekstrem.
Kondisi ini dapat memengaruhi perilaku ibu dalam mengasuh anak, menghadapi pasangan dan cara berinteraksi dengan orang lain.
Dikutip dari Exploration Counseling, berikut beberapa tanda dan gejala umum burnout pada ibu:
Kelelahan Emosional
Ibu yang mengalami burnout sering kali merasa lelah dan tidak mampu menjalankan tanggung jawab sehari-hari.
Mereka mungkin merasakan lelah terus-menerus yang tidak cukup dihilangkan dengan istirahat.
Mudah Marah
Gangguan kecil dapat memicu kemarahan atau frustrasi yang tidak sesuai dengan keadaan. Para ibu mungkin mudah marah terhadap anak atau anggota keluarganya.
Perasaan Tidak Terikat
Kelelahan dapat menyebabkan perasaan tidak terikat secara emosional pada anak atau keluarga, merasa seolah-olah mereka hanya melakukan kewajiban sebagai tugas rutin saja.
Berkurangnya Pencapaian Pribadi
Para ibu mungkin merasa bahwa mereka tidak mencapai atau berkinerja baik dalam perannya sebagai orang tua. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak mampu dan gagal.
Gelaja Fisik
Burnout biasanya diikuti gejala fisik antara lain sakit kepala, sakit perut, perubahan nafsu makan, dan sulit tidur.
Depresi dan Kecemasan
Kelelahan dapat menyebabkan atau memperburuk gejala depresi dan kecemasan, termasuk kesedihan, kekhawatiran, dan perasaan putus asa yang terus-menerus.
Menjauhi Aktivitas Sosial
Para ibu yang mengalami kelelahan mungkin akan mengasingkan diri dari teman dan keluarga, menarik diri dari aktivitas sosial yang dulu mereka nikmati.
Perubahan Perilaku
Hal ini dapat mencakup peningkatan ketergantungan pada zat-zat seperti alkohol atau obat resep, atau penurunan produktivitas yang signifikan di tempat kerja atau di rumah.
Berikut Tips mengatasi burnout pada Ibu.
Slow Down
Rasa kelelahan berlebih disebabkan karena melakukan terlalu banyak hal yang merasa “wajib” dilakukan dan kurang melakukan apa yang diinginkan atau sebenarnya itu perlu.
Lakukan me time disela kesibukan harian. Minum teh di teras, membaca buku atau ketika susana rumah kacau oleh anak, kurung diri sebentar di kamar mandi untuk bisa menenangkan diri.
Tetapkan Harapan yang Realistis
Tidak semuanya harus sempurna, dan tidak masalah untuk menurunkan standar pada tugas-tugas yang kurang penting demi kesejahteraan.
Jauhkan diri dari standar media sosial. Tidak perlu membandingkan diri dengan orangtua lain. Jika sudah merasa lelah, segera beristirahat.
Tidak perlu memaksakan diri melakukan tugas rumah yang belum tersentuh.
Tetap Terhubung
Pertahankan hubungan sosial. Bersosialisasi dapat meningkatkan mood dan mengurangi perasaan terisolasi.
Hal ini dapat dilakukan melalui jalan-jalan, menelepon keluarga atau teman, bergabung dengan klub atau kelompok, atau terlibat dalam kegiatan komunitas.
Buat komitmen dengan pasangan untuk memberi waktu bersosialisasi atau mengembangkan diri. Jadi Ibu tidak merasa “bersalah” meninggalkan anak-anak beberapa waktu.
Bersyukur
Rasa syukur dapat mengalihkan fokus dari stres ke penghargaan. Hal ini sangat besar pengaruhnya dalam memerangi kelelahan karena sebab apa pun.
Semakin kita mencari kebaikan, semakin banyak kita menemukannya. Meluangkan waktu setiap hari untuk fokus pada hal-hal yang disyukuri dan bukan pada hal-hal yang salah.
Oh ya, Selamat Hari Ibu!
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif